Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Ketika ada yang membutuhkan pertolongan, mereka hanya membutuhkan satu tindakan kebaikan dan kepedulian untuk mengubah hidupnya. Terlebih, jika tindakan tersebut dilakukan tanpa pamrih.
Perilaku tersebut bisa menjadi cara untuk meningkatkan kebahagiaan dan berdamai dengan diri sendiri. Seperti yang dibahas dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Ketika Kebaikanmu Gak Dibalas” yang dapat diakses melalui tautan dik.si/AnyJiwKebaikan.
Dalam psikologi, tindakan kebaikan dan kepedulian dengan menolong orang lain disebut altruisme. Pendek kata, ia merupakan sebuah perilaku yang ingin menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
Menurut American Psychological Association, altruisme merupakan perilaku yang menguntungkan orang lain dengan mengorbankan diri sendiri.
Tindakan ini termasuk dalam bagian perilaku prososial yang mengacu pada tindakan yang menguntungkan orang lain tanpa adanya motif terkait tindakan yang diberikan.
Baca juga: 3 Dampak Buruk Sering Gengsian
Dikutip dari Psych Central, Dr. Jessica Myszak, psikolog yang berbasis di Glenview, mengatakan bahwa altruisme kerap dianggap sebagai salah satu karakteristik yang menentukan arti menjadi manusia.
Biasanya, altruisme muncul atas dasar kepekaan pribadi seseorang. Dengan demikian, empati adalah dasar tindakan ini. Namun, sikap ini juga dapat terdorong oleh penghargaan moral yang positif dan rasa puas.
Selain itu, perilaku ini juga dapat membuat seseorang lebih peka dan cenderung memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap lingkungannya.
Dalam buku Psikologi Sosial (2012), Myers telah membagi altruisme dalam beberapa jenis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.