Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Keliru, ini Bedanya Anxiety Attack vs Panic Attack

Kompas.com - 09/03/2023, 09:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sama halnya seperti penyakit fisik, penyakit mental juga terdiri dari berbagai jenis.

Dua gangguan mental yang terbilang umum adalah serangan kecemasan (anxiety attack) dan serangan panik (panic attack).

Keduanya sama-sama mengganggu aktivitas dan memiliki gejala yang mirip. Namun apa itu anxiety attack dan panic attack?

Baca juga: Pengaruh Panic Attack terhadap Tekanan Darah

Anxiety attack vs panic attack

Menurut psikolog klinis Regina Josell, PsyD, anxiety attack dan panic attack sedikit berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya:

  • Anxiety: emosi manusia yang normal. Menurut Josell, ketika kita merasa gugup sebelum ujian, tertekan menjelang presentasi kerja, atau takut sebelum pemeriksaan medis, kecemasan terasa tidak menyenangkan pada saat itu, tetapi juga bisa memotivasi dan melindungi kita dari ancaman.
  • Anxiety disorder: terjadi ketika kecemasan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari. Gangguan kecemasan bisa berbentuk fobia sosial, fobia terhadap laba-laba atau pesawat, atau merasa khawatir dan waspada setiap saat. Dalam gangguan kecemasan, individu akan merespons hal-hal yang tidak berbahaya dengan rasa takut dan khawatir yang berlebihan.
  • Anxiety attack: sebenarnya bukan istilah medis. Ini adalah istilah awam untuk panic attack.
  • Panic attack: serangan kecemasan dan rasa takut yang sangat kuat dan mungkin terjadi tanpa peringatan. Seringkali ini terjadi sebagai respons terhadap peristiwa yang menekan. Terkadang, panic attack bisa muncul tanpa alasan yang jelas. "Respon melawan atau lari dalam tubuh terpicu ketika seharusnya tidak. Tubuh merasa dalam bahaya, padahal sebenarnya tidak," kata Josell. Panic attack tidak berbahaya dan biasanya hanya berlangsung 15-20 menit.
  • Panic disorder: jenis gangguan kecemasan. Ini terjadi ketika seseorang mengalami serangan panik berulang kali.

Gejala panic attack

Individu dapat dikatakan mengalami panic attack jika mengalami empat atau lebih dari gejala berikut:

Baca juga: 5 Kebiasaan Sehat untuk Mengendalikan Panic Attack

  • Detak jantung meningkat
  • Nyeri atau ketidaknyamanan dada
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Merasa seperti tersedak
  • Pusing
  • Merasa kedinginan atau kepanasan
  • Mual
  • Rasa takut akan kematian atau menjadi gila
  • Kebas
  • Merasa apa yang terjadi di sekitar kita tidak nyata

Sayangnya, jika kita pernah mengalami satu panic attack, kondisi itu cenderung kambuh di kemudian hari.

Kekhawatiran tentang panic attack yang akan terjadi kembali dapat memicu serangan yang sebenarnya.

Hal ini membuat seseorang cenderung menghindari situasi atau tempat-tempat di mana mereka mengalami panic attack sebelumnya, bahkan tidak mau keluar rumah, catat Josell.

"Namun, kita tidak perlu khawatir karena serangan panik dapat diobati," sebutnya.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Serangan Jantung dan Panic Attack

Tips menghadapi panic attack

1. Beri label pada kondisi yang dialami

Saat panic attack menyerang, individu sering merasa sedang terkena serangan jantung atau kehilangan kendali. Hal tersebut bisa sangat intens dan terjadi tiba-tiba.

Untuk mengatasi hal ini, cobalah belajar tentang panic attack dan mengenali gejalanya agar kita bisa tetap tenang jika mengalami serangan berikutnya.

Misalnya, kita dapat berkata dalam hati "ini adalah serangan panik, tidak akan membunuh saya, meski akan terasa tidak nyaman tapi akan berakhir."

2. Dicatat

Catat kapan dan di mana panic attack terjadi, berapa lama serangan berlangsung, serta apa yang mungkin memicunya.

Dengan mengidentifikasi pemicu tertentu, kita dapat menemukan cara khusus untuk mengatasi pemicu tersebut.

Melacak panic attack juga membantu kita melihat apakah strategi yang digunakan berhasil atau tidak.

Jika serangan mulai terjadi lebih jarang atau berlangsung lebih singkat, maka kita akan semakin percaya diri dan merasa lebih baik.

3. Bernapas

Latihan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan respons panik pada tubuh, sehingga napas dan detak jantung kembali normal.

Baca juga: 5 Cara Mudah Menolong Orang yang Mengalami Panic Attack

4. Arahkan perhatian ke aktivitas lain

"Semakin kita fokus pada rasa panik, semakin buruk keadaannya," kata Josell.

Oleh karena itu, cobalah mengalihkan perhatian dengan melakukan sesuatu seperti mencuci wajah, menyikat gigi, membelai anjing, atau mencium aroma yang menyenangkan.

Dengan menggunakan indera lain seperti penciuman dan sentuhan, hal ini bisa membantu kita merasa lebih tenang.

5. Mencari bantuan

Tenaga profesional kesehatan mental dapat membantu menemukan cara untuk mengatasi kecemasan serta mengobati serangan panik dan gangguan panik.

Mereka biasanya menggunakan teknik restrukturisasi kognitif. Dalam teknik ini, kita belajar mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran yang terkait dengan pemicu panik.

Baca juga: 3 Cara Tenangkan Diri Saat Alami Panic Attack di Malam Hari

"Setelah kita belajar mengelola pikiran-pikiran tersebut daripada menghindarinya, seringkali intensitas dan frekuensi serangan panik dapat berkurang," jelas Josell.

"Jika itu sudah mengganggu kehidupan kita, maka saatnya mencari bantuan dan mengambil langkah untuk mengendalikan kondisi itu."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com