KOMPAS.com - Partai Gerindra menuai kritikan karena menggelar giveaway tiket konser Blackpink di Twitter.
Aksi bagi-bagi tiket gratis itu dianggap sebagai kampanye politik terselubung karena syarat yang diberlakukan.
Blink, fandom resmi Blackpink, terang-terangan menyatakan tak rela idolanya dimanfaatkan untuk tujuan politis.
Baca juga: Toxic Fandom, Kala Idola Jadi Segalanya yang Dibela Mati-matian...
Beberapa netizen juga melaporkan tindakan ini langsung kepada YG Entertainment, label yang menaungi Jisoo, Rose, Jennie dan Lisa.
Halo @Gerindra , mohon untuk take down postingan ini. Kami meminta tolong untuk tidak membawa nama BLACKPINK dalam kepentingan politik anda.
— INDONESIAN FANBASE | JISOO SOLO COMING SOON (@Blink_OFCINDO) March 8, 2023
Terimakasih ???? https://t.co/e0KGdYw8dF
Pada momen yang nyaris bersamaan, PSI juga menggelar giveaway serupa meskipun syaratny sedikit berbeda.
Yaudah deh, SisMin mau kasih Giveaway Tiket Konser Blackpink 1x lagi untuk menangin CAT 1?
Tapi sebelumnya, follow twitter @psi_id & retweet tweet ini dulu ya????
Quiz ke-3 : Coba bikin Jedag Jedug versi kalian, tulisin kenapa kalian harus menangin CAT 1 ini????sekreatif mungkin!
— DPP PSI (@psi_id) March 4, 2023
Terlepas kritikan yang muncul, giveaway ini sebenarnya mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi.
Baca juga: Tiket Konser Blackpink di Jakarta Dijual Ulang hingga Rp 15 Juta
Maklum saja, tiket Blackpink memang cukup mahal dan sulit didapat sehingga banyak yang tergiur.
Namun banyak pula yang menuding tindakan tersebut tidak etis karena menyalahgunakan popularitas girlband tersebut.
Pakar komunikasi digital dari Universitas Indonesia, Dr. Firman Kurniawan mengatakan giveaway yang menghebohkan ini sebenarnya tidak bisa dianggap hal yang salah.
"Ini oke-oke saja sih, masih etis, boleh saja karena tiket Blackpink kan barang publik ya," ujarnya, kepada Kompas.com.
Menurutnya, kehadiran giveaway ini sebenarnya merupakan bentuk relasi pasar bagi kalangan yang tergiur dengan daya tariknya, kali ini berupa tiket konser.
"Siapa yang mau saja kan, kalau tidak mau ya tidak apa-apa. Mekanismenya tidak maksa," tambahnya.
Baca juga: 11 Etika Nonton Konser yang Penting untuk Kenyamanan dan Keamanan
Terlebih lagi jika tiket tersebut didapatkan pihak parpol dengan cara yang legal dengan membeli dari penyelenggara dengan harga jual yang ditetapkan.
Sebaliknya, aksi giveaway itu menjadi tidak etis jika sebelumnya terjadi monopoli oleh parpol sehingga penggemar Blackpink tidak bisa membeli tiketnya.
"Kalau langsung booking sehingga yang lain tidak bisa beli, itu tidak etis," tandas Firman.
Ia bahkan berpendapat aksi bagi-bagi tiket konser Blackpink ini jauh lebih beretika dibandingkan operasi minyak goreng juga sempat dilakukan parpol.
"Dibandingkan kasus minyak goreng malah lebih etis lebih bener karena tiket Blackpink kan barang sekunder dan memang dijual bebas," ujarnya.
Baca juga: Mengecek Handphone Pasangan Sendiri, Apakah Perbuatan Etis?
Berdalih operasi pasar, sejumlah partai politik sempat bagi-bagi minyak goreng ke masyarakat ketika kebutuhan tersebut meghilang dari pasaran.
"Padahal saat itu minyak yang kebutuhan pokok harganya mahal, menghilang pula dari pasaran," terangnya.
"Kalau tiket Blackpink kan barang sekunder ya, kemarin hilangnya juga mungkin karena calo," pungkasnya.
Baca juga: Deretan Agenda Konser Musik Menanti? Awas Gangguan Pendengaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.