Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Sederhana Ubah Pola Komunikasi demi Keintiman

Kompas.com - Diperbarui 13/03/2023, 09:22 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komunikasi yang buruk sering kali menjadi alasan utama merenggangnya suatu hubungan percintaan.

Hal ini terutama berlaku untuk pasangan yang berada di bawah tekanan, yang kemudian meluapkan emosi dengan kata-kata yang keras atau bahkan sama sekali tidak berbicara (silent treatment).

Kendati demikian, jika kita mengalami hal ini, kita tidak perlu khawatir karena ada beberapa perubahan sederhana yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hubungan maupun keintiman dengan pasangan.

Baca juga: 3 Cara Komunikasi dalam Love Language, Bikin Hubungan Langgeng

Seperti yang dilansir dari laman Psychology Today, berikut adalah sejumlah cara mudah untuk mengubah pola komunikasi yang bisa memperbaiki hubungan sekaligus meningkatkan keintiman dengan pasangan.

1. Mempraktikkan mirror and reciprocate

Mirror and reciprocate adalah dua strategi yang paling berharga untuk membuat pasangan merasa dimengerti dan dihargai.

Mirroring  merupakan cara untuk mendengarkan dan mengklarifikasi apa yang dikatakan pasangan tanpa memasukkan pikiran atau penilaian kita.

Sering kali, dalam percakapan, kita mendengarkan untuk menanggapi, bukan untuk mendengar apa yang orang lain coba sampaikan kepada kita.

Hal ini dapat menyebabkan pasangan sering melakukan dua percakapan paralel dan tidak benar-benar mendengar satu sama lain.

Sebagai gantinya, cobalah untuk secara aktif mendengarkan pasangan terlebih dulu baru kemudian ungkapkan apa yang kita pahami tentangnya.

Di sisi lain, reciprocate atau yang juga dikenal sebagai asa timbal balik, melibatkan perhatian terhadap tawaran keintiman dari pasangan dan meresponsnya dengan keterlibatan maupun perhatian.

Sebagai contoh, jika pasangan kita mengajak kencan malam, dia mungkin mencoba untuk terhubung dengan kita tanpa mengatakannya secara langsung.

Reciprocate bisa berarti menerima saran tersebut atau, jika kita tidak dapat melakukannya, tawarkan waktu yang berbeda.

Pikirkan bagaimana perasaan kita sendiri jika pasangan kita menanggapi ajakan kencan dengan, "Saya harus bekerja lembur pada hari Jumat ini, tapi bagaimana kalau hari Minggu malam?" daripada mengatakan, "Maaf, saya tidak bisa pada hari Jumat."

Baca juga: Tips Membuat Komunikasi Antargenerasi Berjalan Lancar

2. Mengucapkan rasa terima kasih

Ketika hubungan kita semakin dalam dan kita menjadi terbiasa dengan rutinitas sehari-hari, kita lupa untuk melakukan hal-hal kecil yang menunjukkan kepada pasangan bahwa kita menghargainya.

Meskipun mungkin terdengar berlebihan bahwa kita harus berterima kasih kepada pasangan akan hal-hal yang kecil sekalipun, namun jangan meremehkan kekuatan penguatan positif ini.

Sebab, kata terima kasih menunjukkan kepada pasangan bahwa kita tidak meremehkannya.

Anggaplah ucapan terima kasih sebagai investasi yang sangat berisiko rendah dan sedikit usaha, namun dengan hasil yang tinggi.

3. Minta maaf dengan cara yang tepat

Sebagian besar dari kita tidak pernah diajari cara meminta maaf dengan tepat.

Oleh sebab itu, kita mungkin sering membuat permintaan maaf yang tidak jelas, setengah hati, atau berpotensi menyebabkan lebih banyak kerugian.

Dalam bukunya berjudul Why Won't You Apologize: Healing Big Betrayals and Everyday Hurts, seorang psikolog klinis Harriet Lerner menuliskan bahwa permintaan maaf yang tepat dapat mengubah hubungan menjadi lebih baik.

Dia pun memberikan saran untuk meminta maaf dengan cara yang konstruktif mencakup langkah-langkah berikut:

• Jangan bersikap defensif. Jangan mendengarkan pasangan dengan tujuan untuk merespons atau menjelaskan diri sendiri, tetapi mendengarkan untuk memahaminya.

• Bersikaplah tulus dalam permintaan maaf dengan menunjukkan penyesalan yang tulus.

• Dalam permintaan maaf yang efektif, alasan kita tidak relevan. Tetaplah mengungkapkan penyesalan yang tulus, dan hindari alasan atau rasionalisasi.

Baca juga: Minim Komunikasi Seksual Bisa Picu Perselingkuhan, Benarkah?

• Sesuaikan ukuran permintaan maaf kita. Karena banyak dari kita yang meminta maaf secara berlebihan dengan memberikan kompensasi yang berlebihan.

Permintaan maaf haruslah mengenai orang yang kita mintai maaf dan perasaannya. Jadi, seharusnya kita tidak menempatkan pasangan pada posisi di mana dia sekarang mengurusi kehidupan emosional dan rasa bersalah kita.

• Terlepas dari apakah kita berbicara tentang permintaan maaf atau aspek lain dari hubungan, pada akhirnya yang terpenting adalah efek dari tindakan dan kata-kata kita, bukan niat kita.

Ketika meminta maaf, perhatikan apa yang kita minta maafkan dan pastikan untuk membahas dampaknya terhadap pasangan daripada berbicara tentang bagaimana kita bermaksud atau tidak bermaksud.

Hal yang menyembuhkan dari permintaan maaf adalah kemampuan kita untuk memahami emosi orang lain dan membuatnya merasa dilihat dan didengar.

4. Perhatikan sentuhan fisik

Pada tahun 50-an dan 60-an, psikolog Amerika Harry Harlow terinspirasi oleh penelitian John Bowlby tentang pentingnya ikatan bayi dengan pengasuhnya.

Dia merancang serangkaian penelitian terkenal dengan kera rhesus, yang menunjukkan bahwa bayi rhesus lebih menyukai kehangatan dan kenyamanan sentuhan fisik daripada makanan.

Sejak karya monumental dari dua tokoh legendaris dalam psikologi ini (karya Bowlby tentang kelekatan dan karya Harlow tentang pengasuhan), banyak penelitian yang telah mengkonfirmasi pentingnya sentuhan fisik dalam perkembangan hubungan manusia, terutama bagi orang dewasa.

Baca juga: 5 Cara Mengajarkan Komunikasi Asertif pada Anak

Penelitian terbaru menunjukkan, menerima sentuhan penuh kasih sayang dapat meningkatkan kesehatan psikologis dan fisik.

Seorang peneliti dari Touch Research Institute di University of Miami’s Miller School of Medicine, Tiffany Field pun menemukan bahwa segala jenis sentuhan dapat membuat kita lebih rileks dengan memengaruhi gelombang otak, serta menurunkan respons stres manusia dan kadar kortisol.

Selain fakta bahwa sentuhan fisik telah terbukti meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, sentuhan dengan tekanan sedang, seperti menggosok punggung pasangan atau menggenggam tangan juga dapat membantu tubuh memproduksi lebih banyak serotonin yang merupakan antidepresan alami.

Terlebih lagi, sentuhan penuh kasih sayang tampaknya memiliki semua manfaat positif, antara lain peningkatan keintiman dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang lebih baik selama masa-masa konflik, serta merasa aman, dipelihara, dan mempercayai pasangannya.

5. Bermain bersama

Bagi orang dewasa, bertamasya atau menonton sebuah pertunjukan setara dengan ketika anak-anak terlibat dalam permainan imajinatif, fantasi, atau kegiatan menyenangkan bersama.

Donald Winnicott, seorang dokter anak dan psikoanalis abad ke-20, dikreditkan dengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang pentingnya bermain, yang dia lihat sebagai ruang transisi antara realitas subjektif dan objektif, tetapi juga antara subjektivitas individu kita.

Baca juga: Ketahui 4 Jenis Komunikasi yang Bikin Hubungan Rusak

Pada orang dewasa dan juga anak-anak, kemampuan untuk secara spontan terlibat dalam permainan dengan orang lain adalah tanda kesejahteraan psikologis.

Ketika bermain dengan pasangan, kita berdua memasuki ruang relasional bersama yang meningkatkan ikatan hubungan dan memungkinkan kita untuk menjadi diri yang otentik bersama-sama.

Dalam kegiatan bermain, tujuan yang dicapai tentunya adalah kegembiraan bersama dengan orang lain.

Pada gilirannya, ini juga akan menciptakan rasa mengenal satu sama lain, merasa aman bersama, dan meningkatkan keintiman hubungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com