Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Sehat dan Penuhi Asupan Nutrisi, Kunci Cegah Osteoporosis

Kompas.com - 16/03/2023, 05:30 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, kondisi kesehatan dan metabolisme tubuh akan menurun. Begitu juga dengan kepadatan tulang, kelenturan sendi, dan kekuatan otot.

Berbagai penyakit rentan dihadapi lansia di usia lanjut, salah satunya osteoporosis. Sebuah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah.

Meski dianggap lebih sering terjadi pada wanita yang memasuki masa menopause, osteoporosis bisa menimpa siapa saja saat usia mulai menua.

Baca juga: Cegah Osteoporosis dengan Bergerak Aktif 30 Menit Sehari

Waspada osteoporosis di usia lanjut

Dr Tirza Tamin dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) memaparkan, sekitar satu dari tiga orang di Indonesia berisiko mengalami osteoporosis.

Prevalensi yang relatif tinggi ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran mengenai tanda-tanda osteoporosis seperti sakit punggung, postur tubuh membungkuk, hingga tinggi tubuh yang lambat laun semakin memendek.

Disampaikan Tirza, kelompok usia dewasa merasa gejala tersebut dikarenakan kelelahan biasa, bukan tanda penuaan.

Konferensi Pers Anlene Usia Bukan Halangan Konferensi Pers Anlene Usia Bukan Halangan

"Adanya osteoporosis atau pengeroposan tulang membuat lansia menjadi mudah mengalami patah tulang," tutur Tirza dalam acara Anlene "Usia Bukan Halangan" di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

"Dan ini hanyalah satu dari berbagai risiko fisik seiring bertambahnya usia."

Pada kesempatan yang sama, psikolog Tara de Thouars, BA, MPsi menyebut, keadaan fisik dan kesehatan mental memiliki hubungan yang sangat kuat.

Kesehatan fisik berpengaruh terhadap kesehatan mental, begitu pula sebaliknya.

"Jika tidak dikelola, perubahan fisik pada lansia berpotensi menimbulkan kekhawatiran dan perasaan tidak berdaya," papar Tara.

Ketika tidak lagi mampu melakukan aktivitas fisik seperti dulu, lansia dapat dibayangi perasaan frustasi. Itulah pentingnya tetap aktif sembari menjaga interaksi sosial di usia lanjut.

"Salah satu yang bisa dilakukan adalah terus melakukan hobi atau mempelajari hal baru yang merangsang kemampuan kognisi sehingga mendukung kesehatan mental."

"Ini juga bisa menjadi kunci tetap bahagia saat usia mulai senja," sambung Tara.

"Dengan fisik yang sehat dan motivasi diri yang baik, usia bukan halangan untuk tetap produktif dan berkarya."

Baca juga: 3 Cara Alami untuk Cegah Serangan Osteoporosis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com