KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, kondisi kesehatan dan metabolisme tubuh akan menurun. Begitu juga dengan kepadatan tulang, kelenturan sendi, dan kekuatan otot.
Berbagai penyakit rentan dihadapi lansia di usia lanjut, salah satunya osteoporosis. Sebuah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah.
Meski dianggap lebih sering terjadi pada wanita yang memasuki masa menopause, osteoporosis bisa menimpa siapa saja saat usia mulai menua.
Baca juga: Cegah Osteoporosis dengan Bergerak Aktif 30 Menit Sehari
Dr Tirza Tamin dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) memaparkan, sekitar satu dari tiga orang di Indonesia berisiko mengalami osteoporosis.
Prevalensi yang relatif tinggi ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran mengenai tanda-tanda osteoporosis seperti sakit punggung, postur tubuh membungkuk, hingga tinggi tubuh yang lambat laun semakin memendek.
Disampaikan Tirza, kelompok usia dewasa merasa gejala tersebut dikarenakan kelelahan biasa, bukan tanda penuaan.
"Adanya osteoporosis atau pengeroposan tulang membuat lansia menjadi mudah mengalami patah tulang," tutur Tirza dalam acara Anlene "Usia Bukan Halangan" di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
"Dan ini hanyalah satu dari berbagai risiko fisik seiring bertambahnya usia."
Pada kesempatan yang sama, psikolog Tara de Thouars, BA, MPsi menyebut, keadaan fisik dan kesehatan mental memiliki hubungan yang sangat kuat.
Kesehatan fisik berpengaruh terhadap kesehatan mental, begitu pula sebaliknya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.