KOMPAS.com - Menstruasi adalah siklus bulanan pada perempuan yang umumnya dimulai sejak usia remaja.
Selain menunjukkan tahapan pubertas, menstruasi juga menjadi salah satu kunci yang menandakan bahwa alat reproduksi remaja putri normal dan sehat.
Sayangnya, minimnya pengetahuan tentang menstruasi membuat banyak stigma maupun mitos yang muncul sehingga menghambat perkembangan para remaja putri.
Bahkan, menurut Water a Sanitation and Hygine (WASH) Specialist Unicef Indonesia, Muhammad Zainal, keterbatasan pengetahuan tentang menstruasi di Indonesia Timur membuat remaja putri enggan pergi ke sekolah saat mengalami siklus bulanannya.
Baca juga: 10 Asupan untuk Redakan Nyeri Saat Menstruasi
"Ya, berdasarkan hasil riset Unicef, khususnya di Indonesia Timur, memperlihatkan bahwa satu dari tujuh remaja putri tidak masuk sekolah karena kurangnya edukasi dan fasilitas kebersihan yang memadai," kata dia beberapa waktu lalu di Jakarta.
Zainal juga mengungkapkan, ketidakhadiran remaja putri di sekolah yang terjadi setiap bulan karena menstruasi ini menyebabkan mereka harus tinggal kelas atau tidak melanjutkan sekolah.
Untuk itu, sangat penting memberikan edukasi tidak hanya pada remaja putri, tetapi juga remaja laki-laki dan lingkungan sekitarnya termasuk orangtua, guru, dan masyarakat yang lebih luas.
"Selain stigma tentang menstruasi yang membayangi para remaja putri, perundungan dari teman laki-laki, guru, dan masyarakat sekitar juga bisa berpengaruh pada mental mereka," kata Zainal.
Baca juga: 4 Makanan yang Harus Dihindari Menjelang Menstruasi
Sebagai upaya mematahkan stigma tentang menstruasi dan mendukung Unicef, Softex kembali melanjutkan kampanye sosialnya dan meluncurkan film pendek Ana & The Red Wings.
Film pendek yang sudah tayang di platform YouTube ini terinspirasi dari pengalaman menstruasi pertama para remaja putri di Indonesia Timur dengan segala keterbatasan yang ada.
Tidak hanya meluncurkan film pendek yang mengedukasi tentang menstruasi, Softex melalui Kimberly-Clark Foundation juga memberikan bantuan sebesar 15 miliar rupiah kepada Unicef Indonesia.
Bantuan ini nantinya akan digunakan untuk program penyediaan akses fasilitas air bersih, sanitasi, dan kebersihan yang mempertimbangkan aspek kesetaraan gender dan inklusi sosial, serta meningkatkan kualitas hidup remaja putri di Indonesia.
Selain itu juga membantu 80.000 orang, terutama remaja putri di Indonesia Timur untuk hidup dalam lingkungan yang bersih dan higienis.
Baca juga: Sakit Menstruasi, Apa Penyebabnya?
"Kami sangat senang bisa bekerjasama kembali dengan Unicef Indonesia," ungkap Kadir Gunduz, Presiden Direktur, PT Softex Indonesia.