Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Melamun Berlebihan? Waspada “Maladaptive Daydreaming”

Kompas.com - 17/03/2023, 11:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.COM - Melamun merupakan kondisi saat seseorang terjebak dalam imajinasinya. Sebenarnya hal tersebut adalah normal dan hampir dialami setiap orang.

Namun, jika dilakukan secara berlebihan ternyata memiliki dampak yang buruk. Terlalu sering melamun bisa menyebabkan munculnya gangguan maladaptive daydreaming.

Gangguan ini adalah kondisi yang menyerang seseorang jika melamun secara intensif hingga kehidupan nyata teralihkan. Hal ini pun dibahas dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Melamun Berlebihan? Waspada Maladaptive Daydreaming” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwMelamun.

Apa itu Maladaptive Daydreaming?

Maladaptive daydreaming adalah kebiasaan saat seseorang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melamun dan tenggelam dalam imajinasinya.

Beberapa faktor dapat menjadi pemicu gangguan ini, seperti kesepian, bosan, pengalaman traumatis, hingga riwayat keluarga dengan gangguan mental.

Konsep tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Eliezer Somer, seorang profesor psikologi klinis di University of Haifa. Menurut Somer, pengalaman menyakitkan atau trauma bisa memicu gangguan maladaptive daydreaming.

Baca juga: Bagaimana Jika Kebaikan Kita Tak Dihargai?

Selain itu, banyak orang yang mengalami gangguan ini akan mudah berada pada kondisi melamun sehingga menyebabkan aktivitasnya terganggu dan tak produktif.

Aktivitas melamun cenderung akan membuang waktu untuk menghayal dan berfantasi. Sementara, fantasi tersebut hanya bersifat sementara dan justru tak diwujudkan dalam kehidupan nyata.

Maladaptive daydreaming juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan lainnya, seperti ADHD, OCD, hingga depresi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke