KOMPAS.com - Intermittent fasting atau diet puasa dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu kita membakar lemak dan menurunkan berat badan, sekaligus mengurangi rasa lapar.
Tetapi, menurut seorang peneliti penurunan berat badan, banyak dari kita mungkin melakukannya dengan cara yang salah.
"Untuk mendapatkan hasil maksimal dari puasa, perhatikan apa yang kita makan terlebih dahulu."
Baca juga: Melewatkan Makan Siang demi Turunkan Berat Badan, Sehatkah?
Demikian penuturan Dr Paul Arciero, profesor kesehatan di perguruan tinggi Skidmore dan penulis The Protein Pacing Diet.
Penelitiannya telah merancang rutinitas puasa yang spesifik dan bukti menunjukkan bahwa hal ini dapat membantu orang membakar lemak lebih cepat daripada menghitung kalori saja.
Temuan ini dipublikasikan pada Desember 2022 di jurnal Obesity.
"Kami memiliki data yang menunjukkan bahwa ini bukan tentang jumlah total kalori yang kita konsumsi. Sekarang ini tergantung pada kualitas asupan nutrisi dan pola makan," katanya kepada Insider.
"Dengan menambahkan lebih banyak protein maupun serat, mengatur waktu makan dengan tepat dan mengurangi gula bisa memberikan hasil yang lebih baik dan efek samping yang lebih sedikit dari puasa," jelas Arciero.
Baca juga: Mengenal Intermittent Fasting dan Siapa Saja yang Bisa Melakukannya
Lebih lanjut, dia pun memaparkan kesalahan yang sering kali dilakukan orang ketika melakukan intermittent fasting untuk menurunkan berat badan sebagai berikut.
Menjalankan intermittent fasting sebelum memiliki rutinitas diet yang sehat dapat menjadi bumerang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.