Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kesalahan Saat Intermittent Fasting, Bikin Gagal Turun Berat Badan

Kompas.com - 19/03/2023, 15:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Insider

KOMPAS.com - Intermittent fasting atau diet puasa dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu kita membakar lemak dan menurunkan berat badan, sekaligus mengurangi rasa lapar.

Tetapi, menurut seorang peneliti penurunan berat badan, banyak dari kita mungkin melakukannya dengan cara yang salah.

"Untuk mendapatkan hasil maksimal dari puasa, perhatikan apa yang kita makan terlebih dahulu."

Baca juga: Melewatkan Makan Siang demi Turunkan Berat Badan, Sehatkah?

Demikian penuturan Dr Paul Arciero, profesor kesehatan di perguruan tinggi Skidmore dan penulis The Protein Pacing Diet.

Penelitiannya telah merancang rutinitas puasa yang spesifik dan bukti menunjukkan bahwa hal ini dapat membantu orang membakar lemak lebih cepat daripada menghitung kalori saja.

Temuan ini dipublikasikan pada Desember 2022 di jurnal Obesity.

"Kami memiliki data yang menunjukkan bahwa ini bukan tentang jumlah total kalori yang kita konsumsi. Sekarang ini tergantung pada kualitas asupan nutrisi dan pola makan," katanya kepada Insider.

"Dengan menambahkan lebih banyak protein maupun serat, mengatur waktu makan dengan tepat dan mengurangi gula bisa memberikan hasil yang lebih baik dan efek samping yang lebih sedikit dari puasa," jelas Arciero.

Baca juga: Mengenal Intermittent Fasting dan Siapa Saja yang Bisa Melakukannya

Kesalahan intermittent fasting saat menurunkan berat badan

Lebih lanjut, dia pun memaparkan kesalahan yang sering kali dilakukan orang ketika melakukan intermittent fasting untuk menurunkan berat badan sebagai berikut.

1. Intermittent fasting sebelum memiliki rutinitas diet sehat

Menjalankan intermittent fasting sebelum memiliki rutinitas diet yang sehat dapat menjadi bumerang.

Menurut Arciero, bahkan sebelum kita berpikir untuk melakukan intermittent fasting penting untuk mengikuti beberapa kebiasaan dasar makan sehat.

"Jika kita memiliki pola makan yang buruk sebelum intermittent fasting, itu tidak akan bermanfaat bagi tubuh," terangnya.

"Ciptakan kebiasaan makan protein — makan cukup protein dan memasukkan berbagai sumber protein sepanjang hari — selama beberapa minggu sebelum mencobanya," saran Arciero.

Jika tidak, kebiasaan tidak sehat apa pun yang kita miliki akan mengimbangi manfaat puasa, seperti kontrol gula darah yang lebih baik, karena kita mungkin akan kembali mengonsumsi makanan tidak sehat saat intermittent fasting berakhir.

2. Makan junk food setelah intermittent fasting

Arciero mengungkapkan, kesalahan terbesar yang dilakukan kebanyakan orang dengan intermittent fasting adalah berpikir bahwa mereka dapat makan apa saja, selama mereka tetap berpegang pada waktu puasa.

Baca juga: 5 Manfaat Intermittent Workout, Olahraga dalam Tempo Pendek

Halaman:
Sumber Insider
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com