Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Setiap orangtua pasti memiliki cara hingga strategi tersendiri untuk mendidik anak-anaknya, mulai dari tegas, lembut, hingga santai. Namun, strategi ini tentunya perlu disesuaikan dengan porsi yang tepat.
Selain itu, ada pula beberapa strategi yang bisa dicoba untuk mempererat hubungan orangtua dan anak. Informasi ini dijelaskan lebih lanjut dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Strategi Mudah Menjadi Orangtua” dengan tautan akses dik.si/OMMStrategiOrtu.
Menjadi orangtua bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak orangtua yang salah hingga gagal mendidik anak-anak mereka. Padahal, bagaimana cara mereka mendidik bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sebanyak 14,29 persen anak dan remaja kerap mengalami kekerasan fisik oleh orangtua kandungnya. 22,86 persen disebabkan oleh karena anak berbuat kesalahan dan tidak menurut, sementara 4,76 persen disebabkan masalah ekonomi rumah tangga.
Baca juga: Apakah Benar Wanita Lebih Tertarik dengan Pria Kaya?
Akar dari permasalahan ini pun sangat kompleks. Pengetahuan yang minim seputar cara mengurus anak bisa jadi masalah utamanya. Namun, ada pula faktor yang melatarbelakanginya, seperti nikah muda.
Pasangan yang menikah di usia remaja masih belum memiliki cukup pengetahuan untuk mengurus anak dengan strategi yang tepat.
Untuk mengatasinya, menurut Prodigy Game adalah menerapkan pola asuh positif. Ini dilakukan dengan pola asuh positif. Jadi, daripada berteriak dan memberikan ancaman, orangtua bisa memberikan afirmasi berupa kalimat positif hingga perhatian.
Mengutip Kids Health, ada beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk menerapkan pola asuh positif pada anak. Cara ini mungkin akan sulit saat diterapkan, namun bisa berpengaruh signifikan terhadap perkembangan anak.
Memberikan dukungan bisa meningkatkan rasa percaya diri anak. Orangtua bisa melakukannya dengan memuji hal-hal kecil yang mereka lakukan sehingga memunculkan perasaan bangga.
Dukungan ini nantinya akan berdampak pada sikap mereka yang mandiri dan bertanggung jawab saat menghadapi suatu tantangan,
Sebaliknya, komentar yang meremehkan atau membandingkan anak dengan yang lainnya karena belum mencapai tujuannya bisa membuat harga diri mereka menurun. Padahal, dalam proses pembelajarannya, anak perlu mendapat dukungan dan pendampingan.
Meski memberikan kalimat positif, orangtua juga perlu mendisiplinkan anak agar mereka mampu menghargai orang lain. Berikan batasan mengenai hal-hal yang boleh dan tak boleh anak lakukan agar mereka tumbuh jadi anak yang bertanggung jawab.
Baca juga: Melamun Berlebihan? Waspada “Maladaptive Daydreaming”
Hal ini bisa dimulai dengan memberikan peraturan di rumah. Misalnya, tidak boleh mengejek saudaranya atau hanya boleh menonton TV saat di hari libur. Jika anak melanggar, berikanlah konsekuensi dengan didahului oleh obrolan empat mata.
Beritahu anak apa kesalahannya dan diskusikan konsekuensi yang telah disepakati.
Tak dapat dimungkiri kalau anak bertindak berdasarkan orang-orang di sekitarnya. Artinya, mereka akan memperhatikan bagaimana kita, sebagai orangtua, bertindak. Sebelum mengajarkan hal-hal baik pada mereka, kita perlu menerapkannya agar anak bisa mencontohnya.
Jangan sampai hal-hal baik yang kita ajarkan justru bertolak belakang dengan sikap kita selama ini. Lantas, bagaimana strategi lainnya untuk menjadi orangtua yang baik?
Yuk, dengarkan audio drama lengkapnya dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Strategi Mudah Menjadi Orangtua” dengan tautan akses dik.si/OMMStrategiOrtu.
Di sana, ada informasi menarik seputar dunia parenting dan hubungan yang tak boleh kamu lewatkan. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.