KOMPAS.com - Sugar daddy di Indonesia disebut sebagai yang terbanyak di Asia Tenggara, berdasarkan survei situs kencan online 2021 lalu.
Kabar ini agaknya sedikit mengejutkan sehingga banyak jadi pembicaraan di dunia maya.
Pasalnya, hubungan sugar daddy dan sugar baby memang tidak lazim dijumpai dan kerap mendapatkan stigma negatif hanya soal uang.
Baca juga: Wanita Ini Kisahkan Bercerai agar Bisa Jadi Sugar Baby dari 9 Pria
Berdasarkan Camridge Dictionary, sugar daddy adalah pria kaya dan biasanya lebih tua yang memberikan hadiah atau uang untuk orang yang lebih muda, khususnya perempuan.
Tujuannya agar orang yang lebih muda bersedia menghabiskan waktu bersama hingga menjalin hubungan asmara maupun aktivitas seksual.
Pasangannya yang lebih muda biasanya disebut sebagai sugar baby yang mendapatkan kemewahan serta privilege berkat hubungan yang dijalaninya itu.
Hubungan yang disebut sugar dating itu sebenarnya bisa dilakukan dalam berbagai bentuk.
Bagi sebagian pasangan, hubungan ini bisa menjadi asmara jangka panjang yang intim namun ada juga yang platonis atau bahkan menjadi hubungan yang bersifat mentoring.
Baca juga: Menikah dengan Pasangan Beda Usia Terlalu Jauh
Maren Shcull, asisten profesor psikologi di University of Colorado Denver mengatakan 40 persen perempuan tidak berhubungan seks dengan sugar daddy mereka, dan banyak yang malah memiliki hubungan yang tulus dan otentik.
Risetnya juga membuktikan jika sugar dating tidak selalu memiliki konsep play-for-pay.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.