Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Mengenal "Borderline Personality Disorder", Gejala, dan Penyebabnya

Kompas.com - 23/03/2023, 22:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Perubahan suasana hati merupakan hal yang wajar ketika seseorang mengalami kejadian yang sedih atau gembira. Namun, perubahan suasana hati yang terjadi secara rutin dan drastis bisa menjadi tanda adanya masalah medis.

Perubahan suasana hati yang terjadi secara serius tak boleh dianggap sepele. Sebab, hal tersebut bisa terkait dengan masalah kesehatan mental. Orang dengan suasana hati yang mudah berubah secara ekstrem bisa terindikasi terkena borderline personality disorder.

Hal itu pun dijelaskan dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Bukan Mood Swing, Kenali Borderline Personality Disorder” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwBPD, bersama dr. Dharmawan A. Purnama, PhD. Seorang Psikiater dan Founder Smart Mind Center Consulting.

Apa itu Borderline Personality Disorder?

Menurut situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diperkirakan ada satu hingga empat persen orang di dunia mengidap gangguan ini. Borderline personality disorder atau gangguan kepribadian ambang adalah masalah kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati hingga interaksi dengan orang lain.

Baca juga: Meditasi: Cara Ampuh Atasi Insomnia

Perubahan emosi dan suasana hati tersebut bisa berlangsung secara tiba-tiba dan impulsif. Kondisi ini bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari pengidapnya karena mood yang tak stabil, cemas berlebihan, dan sulit bersosialisasi.

Melansir Mayo Clinic, borderline personality disorder biasanya dimulai pada fase menuju dewasa. Kondisi ini pun bisa menjadi lebih buruk atau baik seiring bertambahnya usia.

Penyebab Borderline Personality Disorder

Menurut situs NHS (National Health Service), borderline personality disorder kemungkinan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab gangguan kepribadian ini.

1. Genetik

Seseorang dengan keluarga dekat yang memiliki riwayat borderline personality disorder berisiko lebih tinggi mengalami gangguan yang sama. Dengan kata lain, gangguan kepribadian ini dapat diturunkan secara genetik.

2. Struktur dan Fungsi Otak

Pengidap gangguan ini bisa jadi mengalami perubahan struktur dan fungsi otak, terutama di area yang mengontrol impuls dan emosi. Namun, penelitian tak secara langsung menunjukkan perubahan tersebut sebagai faktor utama pemicu borderline personality disorder.

3. Peristiwa Traumatis

Peristiwa traumatis, seperti pelecehan atau kekerasan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami borderline personality disorder. Selain itu, komunikasi yang buruk dalam keluarga dapat meningkatkan risiko gangguan kepribadian ini.

Gejala Borderline Personality Disorder

1. Perubahan suasana hati secara intens

Pengidap gangguan kepribadian ini dapat mengalami perubahan suasana hati secara mendadak. Selain itu, emosi, seperti marah, takut, cemas, benci, dan kesedihan, bisa tak terkendali.

Baca juga: Melamun Berlebihan? Waspada “Maladaptive Daydreaming”

Pengidap gangguan ini mungkin bisa sampai marah atau menyerang orang lain dan kesulitan menenangkan dirinya sendiri.

2. Takut Ditinggalkan

Umumnya, pengidap gangguan ini akan merasakan takut ditinggalkan secara berlebih. Mereka tak nyaman sendiri, takut dengan penolakan, hingga ditinggalkan orang lain.

Bahkan, pengidap gangguan kepribadian ini bisa nekat untuk melacak keberadaan orang terdekat atau mencegah orang tersebut pergi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com