Secara khusus, makanan manis dan berlemak itu mengaktifkan sistem dopaminergik, area di otak yang bertanggung jawab atas motivasi dan penghargaan.
"Pengukuran aktivitas otak kami menunjukkan bahwa otak memperbaiki dirinya sendiri melalui makanan yang dikonsumsi."
"Secara tidak sadar otak belajar memilih makanan yang bermanfaat, kemudian berdampak pada pilihan makanan kita yang mengandung lemak dan gula,"
Demikian kata Dr Marc Tittgemeyer, ketua peneliti seperti dilansir FirstPost.
Kecenderungan otak untuk memilih makanan manis dan tinggi lemak tersebut bisa berkembang menjadi bawaan atau menimbulkan masalah baru seperti kelebihan berat badan atau obesitas.
Baca juga: Penyebab Sakit Gigi Kambuh Setelah Konsumsi Makanan Manis
Junk food dan makanan manis mungkin dapat memberikan kenyamanan setelah mengonsumsinya.
Tapi kedua makanan ini jelas tidak memiliki nilai gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
Tingginya kasus obesitas sebagian besar disebabkan oleh konsumsi junk food berlebihan sehingga menimbulkan kekhawatiran akan kondisi kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
Berdasarkan tinjauan peneliti Harvard di tahun 2008 pada 16 studi yang diterbitkan PubMed menyimpulkan bahwa konsumsi makanan cepat saji dapat memperburuk epidemi obesitas khususnya di Amerika Serikat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.