Para ahli mengingatkan bahwa terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kalori dapat mengubah jalur saraf di otak.
Kondisi itu lantas bisa mengurangi kemampuan otak untuk mengatur asupan kalori dan menyebabkan makan berlebihan dan berkontribusi menambah berat badan.
Akibatnya jumlah kasus obesitas terus meroket dan semakin sulit dikendalikan.
Baca juga: Pemahaman dan Kesadaran yang Rendah Picu Kasus Obesitas Tinggi
Junk food merupakan makanan cepat saji yang tinggi kadar garam, lemak jenuh, dan minim nutrisi.
Jumlah konsumsi junk food yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan sejumlah penyakit yang meliputi tekanan darah tinggi, stroke, risiko penyakit jantung hingga penyumbatan pembuluh darah.
Selain itu, konsumsi makanan tinggi gula mengakibatkan tingginya risiko diabetes.
Diabetes ini merupakan penyakit sindrom metabolik yang punya kecenderungan mengarah ke komplikasi banyak penyakit kronis dan berbahaya.
Selain bisa mengakibatkan kecanduan dan memberi dampak merugikan bagi tubuh. Junk food dan makanan manis juga mengganggu kesehatan mental.
Ada banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan dengan nilai gizi rendah bisa membuat seseorang lekas marah, emosi yang meledak-ledak dan suasana hati yang tidak stabil.
Bahkan beberapa penelitian di negara-negara seperti Kanada, Spanyol, Jepang dan Australia menunjukkan orang yang makan sehat lebih terhindar dari gejala depresi dan kecemasan.
Baca juga: Bukan Junk Food, Ini Makanan untuk Perbaiki Mood
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.