Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Makanan Kaleng Bisa Bertahan? Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 24/03/2023, 10:58 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makanan kaleng merupakan makanan yang diawetkan di dalam kaleng dan menjadi komponen penting di dapur karena serbaguna dan murah.

Bahkan, menurut Academy of Nutrition and Dietetics, makanan kaleng juga sama bergizinya dengan makanan segar dan beku.

Selain itu, keunggulan lain dari produk makanan kaleng adalah masa simpannya yang panjang sehingga kita dapat menjadikannya sebagai bahan makanan untuk keadaan darurat dan makanan di menit-menit terakhir.

Namun, berapa lama sebenarnya makanan kaleng itu bisa bertahan?

Nah, para ahli keamanan makanan pun menjelaskan berapa lama makanan kaleng bertahan, ditambah metode penyimpanan terbaik untuk mencegah pembusukan.

Baca juga: Hobi Konsumsi Makanan Kaleng? Waspadai Bahayanya

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasan selengkapnya seperti yang dilansir dari laman Martha Stewart berikut ini.

Arti tanggal pada makanan kaleng

Dalam hal umur panjang makanan kaleng, ada baiknya kita memahami apa arti dari label tanggal.

Jika tidak, kita mungkin akan membuang makanan kaleng yang sebenarnya masih aman untuk dimakan.

"Mungkin ada berbagai tanggal dan nomor pada makanan kaleng yang dibeli di toko, termasuk tanggal produk diproduksi, informasi fasilitas produksi dan kode lot, serta tanggal 'digunakan sebelum' atau 'dijual sebelum'."

Demikian penuturan instruktur keamanan pangan di Michigan State University dan CEO Stop Foodborne Illness, Mitzi Baum, MSc.

Tanggal "digunakan oleh" dan "dijual oleh" biasanya mengacu pada kualitas, atau puncak rasa dan kesegaran produk.

"Setelah tanggal tersebut, produsen tidak dapat menjamin bahwa produk mereka memiliki rasa yang lezat," kata Baum.

Singkatnya, tanggal pada makanan kaleng menunjukkan kualitas, bukan keamanan.

Di samping itu, masih ada cara lain untuk menentukan apakah makanan kaleng sudah basi dan apakah makanan tersebut aman untuk dimakan.

Baca juga: Waspadai, Kemasan Penyok pada Makanan Kaleng

Berapa lama makanan kaleng yang belum dibuka baik untuk dikonsumsi

Menurut konsultan makanan dan penulis 150 Food Science Questions Answered, Bryan Quoc Le, PhD, makanan kaleng dapat bertahan lama, atau setidaknya beberapa tahun setelah tanggal pada labelnya.

Umumnya, makanan asam tinggi (seperti tomat) akan mempertahankan kualitasnya selama 18 bulan setelah tanggal "gunakan sebelum" atau "jual sebelum", sementara makanan rendah asam (seperti daging dan sayuran) akan bertahan selama dua hingga lima tahun.

Namun, agar masa simpan yang lama ini dapat bertahan, kaleng harus dalam kondisi yang baik, yakni bebas dari karat, penggembungan, pembengkakan, kebocoran, dan kerusakan seperti penyok atau terkena tusukan.

Cara tepat menyimpan makanan kaleng

Kita dapat memastikan makanan kaleng dalam kondisi baik ketika menyimpannya dengan benar.

Menurut Le, makanan kaleng harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering, karena suhu hangat dan lembap dapat mempercepat kerusakan dan berkarat.

Artinya, menyimpan di area seperti di bawah wastafel, di atas kompor, dan ruang bawah tanah yang lembap tidak disarankan.

Selain itu, makanan kaleng tidak boleh terpapar pada suhu yang sangat tinggi atau rendah karena dapat meningkatkan risiko pembusukan dan kaleng pecah.

Karena kondisi kaleng mempengaruhi keamanan isinya, mencari tanda-tanda fisik pada kaleng akan membantu kita menentukan apakah kaleng tersebut aman untuk digunakan.

USDA menyarankan agar kita tidak mengonsumsi makanan dari kaleng yang bocor, menggembung, penyok parah, atau berkarat.

Hal yang sama juga berlaku untuk makanan kaleng yang berbau tidak sedap atau menyemburkan cairan saat dibuka.

Baca juga: 7 Langkah Mudah Membaca Label Nutrisi di Kemasan Makanan dengan Benar

Makanan kaleng dan keracunan bakteri

Menurut Le, deformasi atau perubahan bentuk kaleng yang kurang baik bisa menciptakan lubang mikroskopis pada kaleng, yang memungkinkan oksigen dalam jumlah kecil untuk masuk.

"Hal ini menciptakan lingkungan di mana spora botulinum dapat berkembang biak, yang mengarah pada pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum," tambahnya.

Bahkan dengan sedikit oksigen, Clostridium botulinum akan melepaskan toksin yang menyebabkan botulisme, penyakit langka namun serius yang mempengaruhi saraf tubuh.

Karat ringan tidak perlu dikhawatirkan.

"Jika kita dapat membersihkan karat dengan kain basah, makanan di dalamnya masih aman. Jika karatnya sudah parah dan tidak bisa dibersihkan, buang saja kalengnya," saran Baum.

Menurutnya, apabila diproses dengan benar, makanan kaleng rumahan dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Kualitas dan nilai gizi produk memang akan menurun seiring waktu, tetapi tetap aman untuk dimakan.

Namun jika tutupnya meletus atau produk menggembung sebaiknya kita membuangnya.

Baca juga: Tips Aman Konsumsi Frozen Food dan Makanan Kaleng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com