Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanis Buatan dalam Makanan dan Efek Buruknya pada Metabolisme Tubuh

Kompas.com - 25/03/2023, 03:33 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Penelitian juga menunjukkan bahwa reseptor rasa dan kemauan kita dapat dengan mudah dikuasai oleh rasa yang sangat manis, bahkan jika rasa tersebut berasal dari pemanis buatan.

  • Memengaruhi berat badan dan kesehatan jantung

Para ilmuwan mengatakan bahwa sulit untuk sepenuhnya memahami efek kesehatan dari semua pengganti gula ini. Salah satu alasannya adalah karena jumlahnya sangat banyak.

Setidaknya ada enam pemanis buatan yang telah disetujui oleh FDA, yakni sakarin, sukralosa, aspartam, kalium asesulfam, neotame, dan advantame.

Studi observasi pun menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi banyak pemanis rendah kalori memiliki tingkat obesitas dan penambahan berat badan yang lebih tinggi.

Namun, hal ini mungkin merupakan kasus kausalitas terbalik, karena orang yang berisiko mengalami obesitas lebih cenderung memilih makanan dan minuman diet.

Uji klinis yang paling ketat menunjukkan bahwa ketika orang mengganti minuman manis dengan minuman dengan pemanis buatan seperti diet coke, hal ini membantu mereka menghindari kenaikan berat badan.

Baca juga: 3 Alasan Penggunaan Pemanis Buatan dalam Makanan

Selama bertahun-tahun, pemanis buatan juga diklaim dapat menyebabkan kanker, yang sebagian besar berasal dari penelitian awal pada hewan pengerat.

Namun American Cancer Society mengatakan bahwa tidak ada bukti yang jelas bahwa pemanis ini, pada tingkat yang biasanya dikonsumsi dalam makanan manusia, bisa menyebabkan kanker.

Kendati demikian, pemanis buatan tetap dapat memiliki efek lain yang mengkhawatirkan.

Sebuah penelitian besar yang diterbitkan di BMJ menemukan bahwa asupan pemanis buatan yang tinggi meningkatkan risiko masalah kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung koroner.

Studi lain yang diterbitkan di Nature Medicine mengaitkan pengganti gula eritritol dengan tingkat serangan jantung dan stroke yang lebih tinggi.

Para peneliti pun menemukan bahwa ketika orang mengonsumsi eritritol dalam jumlah yang biasa ditemukan dalam makanan olahan, eritritol akan bertahan dalam sistem tubuh selama berhari-hari dan berpotensi meningkatkan pembekuan darah.

Baca juga: Seberapa Sehat Pemanis Alami Rendah Kalori?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com