Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tradisi Unik Dunia Saat Ramadhan, Bunyi Meriam hingga Makanan Lokal

Kompas.com - 26/03/2023, 03:03 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Konon, masaharati pertama adalah Utbah bin Ishaq, seorang gubernur Mesir dari abad ke-7. Dia sering berjalan-jalan di kawasan Kairo para malam hari sambil berseru “Hamba-hamba Allah, sahurlah, karena ada berkah dalam sahur.”

Seiring waktu, profesi tersebut menyebar ke negara lain, dengan nama, cara dan mungkin menggunakan melodi yang berbeda.

Di Maroko, pekerjaan ini disebut naffar yang menggunakan terompet untuk membangunkan orang. Sedangkan di Yaman, masaharati membangunkan orang rumah dengan cara mengetuk pintu ke pintu.

Di Levant, peran itu begitu populer sehingga setiap lingkungan memiliki masaharatinya sendiri yang berkeliaran di jalanan, menabuh genderang dan langsung berbicara kepada para penghuni rumah, “Bangun, tidur, tidak ada Tuhan selain Allah yang kekal.”

3. Lentera selama Ramadhan

Suasana malam saat Ramadhan di sejumlah negara selalu diterangi oleh kehadiran lentera khusus berdesain bulan sabit dan bintang yang menjadi simbol Islam.

Lentera-lentera ini biasanya ditempatkan di tempat ramai, seperti pasar malam, kafe, jalan-jalan yang mana kehadiran lentera ini dapat menciptakan suasana meriah dan ceria.

Setiap negara pun sebetulnya memiliki gaya dekorasi sendiri untuk Ramadhan. Misalnya di kawasan Kairo, Mesir, lentera seringkali dihiasi dengan kain warna-warni.

Di Afrika Utara seringkali didominasi oleh lentera dengan desain dari Arab, sementara di negara-negara Teluk, lampu berwarna dan ornamen bintang dan bulan sabit seringkali menerangi pusat perbelanjaan dan tiang lampu.

Di sejumlah wilayah lainnya, dekorasi berwarna hijau, kuning, ungu dan biru kehijauan cukup mendominasi setiap dekorasi yang dipasang.

Warna-warna tersebut melambangkan spiritualitas yang ditingkatkan selama Ramadhan.

Baca juga: Jalin Kebersamaan, Makna Bulan Ramadhan bagi Dewi Sandra 

4. Banyak perjamuan

Di bulan Ramadhan pemandangan perjamuan untuk amal cukup sering terlihat dan sudah menjadi tradisi di banyak negara.

Misalnya di Mesir, jamuan amal sering diadakan di lingkungan perumahan. Setiap orang berpartisipasi untuk menyumbangkan makanan apa saja yang nantinya dinikmati saat buka puasa bersama.

Di Arab Saudi juga demikian, jamuan besar sering diadakan di masjid-masjid termasuk Masjidil Haram, Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Sementara itu di kawasan Uni Emirat Arab lainnya, selama Ramadhan terlebih menjelang waktu berbuka, meja-meja darurat kerap digelar beserta tendanya.

Tenda-tenda ini nantinya akan diisi banyak makanan yang didanai oleh badan amal atau para dermawan dan dipergunakan sebagai jamuan buka puasa bersama

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com