KOMPAS.com - Saat ini ada banyak pilihan diet populer untuk menurunkan berat badan, namun fakta menunjukkan bahwa tidak semuanya menunjukkan hasil yang konsisten.
Mungkin beberapa diet berikut ini sudah cukup akrab di telinga tentang manfaatnya dalam memiliki berat badan ideal.
Sebut saja diet keto, diet tinggi protein hingga puasa intermiten. Ketiganya memiliki mekanisme sendiri dalam memangkas lemak dan kalori di dalam tubuh.
Lantas mana yang lebih efektif hasilnya dalam penurunan berat badan jangka panjang?
Baca juga: Vegetarian Jadi Diet Terbaik untuk Penderita Asam Urat?
Obesitas merupakan masalah kesehatan utama yang jumlah kasusnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Ahli kesehatan menyayangkan bahwa sebagian orang salah menerapkan diet yang kini sangat populer, sehingga ada mekanisme pembakaran lemak yang berubah menjadi tidak efektif dalam jangka panjang.
Bartalomoe Burguera, MD, PhD seorang ahli endokrin dari Cleveland Clinic mengatakan, beberapa diet yang populer belakangan ini mungkin terlihat mudah.
Tetapi apakah diet tersebut bisa dikatakan sebagai diet terbaik dalam menurunkan berat badan?
Supaya lebih jelas, coba simak ulasan berikut ini.
Diet keto bisa menjadi pola makan paling efektif untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat.
Menurut dokter Burguera, ada beberapa catatan agar hasilnya efektif. Seperti mengombinasikan dengan gaya hidup aktif serta asupan nutrisi yang tepat.
Pada dasarnya diet keto bisa membantu memangkas lemak di tubuh dengan menerapkan prinsip asupan rendah kalori.
Efek sampingnya perut akan merasa cepat lapar karena metabolisme tubuh diubah menjadi ketosis.
Kondisi tersebut memaksa tubuh membakar lemak yang tersimpan menjadi energi karena di tubuh sudah tidak menerima asupan gula atau karbohidrat.
Diet keto bisa dikatakan sebagai diet terbaik menurunkan berat badan. Asalkan pelakunya memerhatikan beberapa poin sebagai berikut;
Namun masalahnya, metabolisme ketosis sangat sulit dipertahankan dalam jangka panjang karena tubuh hanya membakar lemak, bahkan protein bisa diubah menjadi glukosa.
Akibatnya sistem metabolisme ketosis bisa saja gagal dan membuat kita merasa lebih cepat lapar.
Baca juga: Vegetarian Jadi Diet Terbaik untuk Penderita Asam Urat?
Diet tinggi protein seharusnya dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Hasil dari diet yang satu ini terbilang efektif dalam memangkas tumpukkan lemak secara tepat dan substansial.
Tetapi menurut dokter Burguera, penurunan berat badan tidak akan bertahan lama ketika kita tidak bisa meningkatkan aktivitas fisik secara signifikan.
Karena itu, saat menjalani diet tinggi protein agar hasil penurunan berat badan bisa berdampak jangka panjang, seseorang perlu melakukan aktivitas olahraga yang konsisten.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten bisa membantu menurunkan berat badan.
Pada saat melakukannya, orang-orang mengubah pola makan mereka di jam-jam tertentu sehingga asupan kalori yang dikonsumsi cenderung sedikit.
Melalui diet yang satu ini, tingkat metabolisme diubah menjadi kondisi basa, artinya jumlah energi yang dibakar tubuh akan lebih optimal dalam keadaan tidak mengonsumsi makanan apapun.
Bahkan dalam keadaan istirahat pun begitu, metabolisme pembakaran lemak tetap bekerja meskipun sedikit demi sedikit.
Dalam hal ini, dokter Burguera mengatakan puasa intermiten termasuk diet terbaik dalam penurunan berat badan dalam jangka panjang.
Jumlah kalori yang dibakar pun akan lebih banyak, serta membantu mengurangi resistensi insulin pada pasien diabetes tipe 2.
Tapi untuk efektivitasnya secara general diet ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitasnya secara ilmiah. Sebab kemungkinan tidak semua orang bisa melakukan puasa intermiten.
Baca juga: Berbagai Macam Diet yang Cocok untuk Penderita Eksim
Pada dasarnya, menurunkan berat badan membutuhkan kombinasi usaha yang keras dan konsisten agar hasilnya optimal.
Semua itu bisa dimulai dengan memperkuat niat dan tujuan, serta melakukan sejumlah strategi yang terbaik dalam memangkas lemak secara jangka panjang.
Berikut beberapa diet yang perlu dikombinasikan agar hasil penurunan berat badan lebih efektif, seperti disampaikan Dr. Burguera.
Baca juga: Manfaat Diet Mediterania, Bantu Turunkan Risiko Demensia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.