Ia menawarkan area belajar dengan lingkungan terbuka untuk para perempuan yang ingin mulai belajar membaca dan menulis agar lebih berdaya.
Pada masa tertentu, sekolah ini bahkan sukses mendapatkan 200 siswa dengan lima kelas.
Pemerintah Hindia Belanda akhirnya mengakui keberadan sekolah di tahun 1911, yang jadi awal perkembangan pesatnya.
Sekolah ini terus berkembang hingga merambah ke kota-kota lain seperti Wetan Garut, Cikajang, dan Bayongbong di tahun 1934.
Mimpinya Lasminingrat terus berlanjut sampai akhirnya meninggal dunia di usia 94 tahun pada 10 April 1948.
Baca juga: Rayakan Hari Dongeng: Bangun Literasi Anak Melalui Dongeng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.