KOMPAS.com - Kehangatan pernikahan harus diusahakan, bukan sesuatu hal yang hadir begitu saja dalam hubungan dua orang.
Kita mungkin merasa begitu jatuh cinta dan berbunga-bunga ketika pertama kali menikah dengan pasangan.
Sayangnya, fase bulan madu itu tidak akan bertahan selamanya apalagi dengan berbagai dinamika dan konflik kehidupan yang datang.
Baca juga: Menjaga Pernikahan Tetap Harmonis Usai Fase Bulan Madu
Hubungan jangka panjang cenderung membawa unsur kenyamanan dan kepuasan, sehingga gairah secara alami akan memudar seiring berjalannya waktu.
Terapis pernikahan dan keluarga berlisensi asal New York, Susan Hartman Brenizer mengatakan faktor eksternal lainnya seperti membesarkan anak atau perubahan karier membuat kita lebih sulit mempertahankan percikan yang dirasakan.
Namun, ia memiliki sejumlah tips untuk mempertahankan kehangatan pernikahan meskipun sudah berjalan bertahun-tahun.
Baca juga: Ternyata, Bosan dengan Pasangan adalah Hal Normal, Ini Alasannya
Cara ini juga diaplikasikannya untuk pernikahannya yang sudah berjalan selama lebih dari 18 tahun.
Apa saja?
Menurut Brenizer, empati adalah dasar dari pernikahan jangka panjang.
Ia menekankan pentingnya mendengarkan dan memvalidasi pikiran, perasaan, dan pengalaman pasangat saat mengalami sesuatu daripada mencoba memperbaiki situasi dari sudut pandang kita sendiri.
Baca juga: Pentingnya Empati untuk Diri Sendiri dan Orang Lain
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.