Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2023, 10:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Jika bicara soal memutihkan gigi, sebenarnya ada banyak bahan sederhana yang bisa digunakan, mulai dari baking soda, minyak, dan asam sitrat.

Berbagai tips memutihkan gigi juga bisa kita temukan di internet.

Misalnya saja, menyikat gigi dengan garam, jus lemon, atau baking soda, hingga menahan minyak dalam mulut agar gigi terendam, serta menggosok gigi dengan sage.

Lalu, tentu saja kita juga bisa mencoba menggunakan whitening strips dari berbagai toko atau mengunjungi dokter gigi untuk mendapatkan penanganan profesional.

Baca juga: 5 Cara Menggunakan Baking Soda untuk Memutihkan Gigi secara Alami

Namun, metode manakah yang paling efektif dan aman untuk memutihkan gigi?

Dikutip dari SCMP, terkait hal ini, kepala asosiasi perawatan gigi Jerman Christoph Benz mengatakan, sebenarnya beberapa metode di atas bisa berbahaya meski cukup efektif.

Misalnya saja, baking powder. Meski benda ini memang memiliki sedikit efek memutihkan, tetapi jika kita menggunakannya berlebihan, enamel gigi pun bisa rusak.

Padahal, enamel gigi bukanlah sesuatu yang dapat tumbuh kembali.

Benz juga sangat menyarankan untuk tidak menggunakan bahan asam seperti lemon atau stroberi yang dihaluskan.

Pasalnya, hal ini hanya akan merusak gigi, karena asam dapat menyerang enamel gigi.

Hal serupa pun berlaku bagi fruktosa yang dimetabolisme oleh bakteri untuk menjadi asam, yang juga dapat merusak enamel gigi.

Ia juga menambahkan, whitening strips dan produk serupa dengan kandungan hidrogen peroksida pemutih gigi sebenarnya tidak akan mengubah warna gigi secara signifikan.

Baca juga: 5 Cara Menggunakan Baking Soda untuk Memutihkan Gigi secara Alami

Kandungan tersebut hanya bisa dilakukan sebagai perawatan lanjutan setelah melakukan program pemutihan gigi secara profesional.

Lalu bicara soal penggunaan produk pemutih gigi, sebaiknya ikuti saja petunjuk kemasannya.

Pasalnya, menurut kepala dental intiative Pro Dente Jerman, Dirk Kropp, risiko kerusakan gigi akan lebih rendah jika konsentrasi hidrogen peroksida dalam suatu produk juga rendah.

Kropp pun mengingatkan agar orang-orang tidak menggunakan suatu produk pemutih lebih lama dari yang diinstruksikan oleh produsen.

Kita juga selalu berhati-hati saat menggunakan pasta gigi dengan kandungan pemutih. Sebab, jika digunakan terlalu sering, permukaan gigi bisa terkikis.

Lebih lanjut, sebenarnya salon kecantikan di berbagai negara umumnya diizinkan untuk manawarkan layanan pemutihan gigi menggunakan hidrogen peroksida dalam konsentrasi rendah 

Sementara dokter gigi yang menyediakan layanan ini bisa menggunakannya dalam konsentrasi yang lebih tinggi.

Artinya, efektif atau tidaknya pemutihan gigi secara profesional akan bergantung pada tempat kita melakukannya.

Sebab, bisa saja kita hanya mendapatkan perawatan yang bisa kita lakukan sendiri di rumah namun dengan harga lebih mahal.

Baca juga: Manfaat Kunyit untuk Kesehatan Mulut dan Memutihkan Gigi

Untuk itu, Kropp mengatakan hal pertama yang harus kita lakukan untuk memutihkan gigi adalah dengan membersihkan gigi secara profesional setiap 1-2 kali dalam setahun.

Sebab dengan membersihkannya dari kotoran dan plak, gigi akan nampak lebih putih.

Bleaching atau pemutihan gigi juga bisa dilakukan, meski harganya bisa cukup mahal.

Pada proses bleaching, dokter gigi akan memeriksa tambalan dan mahkota gigi, serta melihat setiap gigi berlubang.

Hal ini dilakukan untuk memastikan masalah dan perbedaan warna yang mungkin terjadi selama proses bleaching.

Dokter gigi pun akan menggunakan produk pemutih dengan konsentrasi hidrogen peroksida antara 0,1-6 persen, dan bisa lebih tinggi jika terjadi beberapa masalah. Misalnya saja, mati gigi.

Baca juga: 5 Cara Memutihkan Gigi dengan Mudah di Rumah

Lalu, satu-satunya efek samping dari proses bleaching ini adalah gigi yang akan terasa lebih sensitif selama beberapa hari setelahnya karena perawatan tersebut menargetkan enamel gigi.

"Sepertiga pasien tidak merasakan sakit, sepertiga merasakan sakit ringan, dan sepertiga menderita sakit parah," ujar Benz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com