Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Kadus, Kapuskes, dan Ketua TP PKK, Pahlawan Sejati Pencegahan Stunting

Kompas.com - 30/03/2023, 13:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak banyak orang menyadari, bahwa makanan tradisional ini bukan hanya kaya rasa tanpa racikan bumbu sulit, tapi juga mudah dibuat, amat bergizi, bahkan bisa diolah lumat bagi bayi.

Sore itu kami membuat mento dari tepung beras, santan, diisi hati ayam cincang dan sedikit wortel. Kemudian, dibungkus daun pisang yang tinggal ambil dari kebu.

Mento kukus itu membuat para ibu takjub melihat para bayi dan balita melahapnya dalam hitungan menit, habis tandas!

Tokoh lain yang menjadi motor perubahan di wilayah kerjanya adalah seorang bidan sekaligus Kepala Puskesmas, yang pernah mendapat penghargaan sebagai tenaga kesehatan terbaik.

Baca juga: Pangan Asli yang Terinvasi

Peran Bidan Siti Aminah

Bidan Siti Aminah yang juga konselor laktasi ini, dengan dukungan camat mampu menganggarkan kegiatan pencegahan stunting tanpa alokasi susu formula, sebaliknya PMT berbahan pangan lokal digencarkan dengan melatih para kader dan pemberdayaan remaja, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Dimulai dengan rasa gemasnya akan desa-desa pinggir sungai yang penuh limpahan aneka jenis ikan berprotein tinggi seperti patin dan gabus, Bidan Siti Aminah berjuang memperkenalkan kembali PMT berupa bubur ikan patin, risoles isi ikan gabus, dan aneka kudapan berbahan labu.

Di saat sungai surut, labu tumbuh tanpa perlu dipupuk apalagi dirawat, dan ini merupakan aset pangan yang mesti dihargai, katanya dengan penuh semangat.

Saat ditanya apa yang membuat masyarakat tidak makan kekayaan lokal di daerahnya, ia menyebut masalah ‘ketidaktahuan masyarakat’ – yang membuat desa kaya kelihatan miskin dan rakyatnya akhirnya terpapar iklan dan memberi produk yang jauh lebih mahal dan kualitas pangannya tidak layak.

Ia meyakini, dengan analisa yang cermat tentang situasi masyarakat dan ketersediaan bahan pangan lokal, maka bisa disusun program yang mudah dilakukan, tidak memberatkan masyarakat dan kunci terpenting adalah mengangkat ketidaktahuan menjadi pengetahuan.

Baca juga: Dari Stunting ke Teh Manis, Apakah Edukasi Kita Miskin Literasi?

Istri Walikota yang Jadi Konselor Laktasi Bersertifikat

Ada juga Ferry Silviana Feronica, yang dikenal dengan panggilan kesayangan Bunda Fey, menurutnya menjadi istri Walikota Kediri justru ibarat mengejar mimpi menuntaskan masalah miskinnya literasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com