Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Kadus, Kapuskes, dan Ketua TP PKK, Pahlawan Sejati Pencegahan Stunting

Kompas.com - 30/03/2023, 13:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa bulan terakhir ini, pekerjaan ekstra saya adalah berkeliling ke berbagai posyandu memenuhi undangan Tim Penggerak PKK dan tentu saja bergandengan dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia.

Di tengah maraknya istilah stunting yang mendapat definisi simpang siur, mulai dari kerdil hingga anak bodoh dan kengerian isu stunting dijadikan sarana promosi liar aneka produk pengganti ASI, saya merasa bangga menghadirkan 3 tokoh luar biasa.

Pertama, Kepala dusun (Kadus) Kelurahan Banjar Arum Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta, kedua, Kepala Puskesmas Rapak Mahang Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, dan ketiga, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Jawa Timur.

Baca juga: Bukan Makanannya yang Harus Diinovasi, tapi Cara Penyampaian Pesannya

Kepala dusun Banjar Arum dan prinsipnya menjaga gizi ibu hamil

Kepala dusun paruh baya yang amat bersahaja, sesederhana namanya: Pak Warudi - telah menjalani amanahnya selaku kepala dusun selama 2 periode.

Dikenal sebagai orang yang amat peduli dengan kesehatan ibu hamil dan balita, beliau selalu antusias mengikuti pelbagai penyuluhan seputar ibu dan anak yang diselenggarakan puskesmas setempat.

Prinsipnya amat jelas: untuk mengharapkan generasi penerus berprestasi dan punya masa depan yang baik, maka kecukupan gizi dan kesehatan ibu hamil menjadi prioritasnya.

Dengan fasih dijelaskannya, bahwa Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia masih menjadi masalah ibu hamil di wilayahnya.

Untuk itu, Pak Warudi menerapkan inovasi pembagian ‘voucher’ ambil telur gratis di warung maupun koperasi, bagi ibu-ibu yang terdata menderita anemia dan KEK.

“Telur itu yang paling cepat mendongkrak asupan protein sekaligus mencegah stunting!” ujarnya dengan penuh percaya diri. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Kalibawang, dr. Theresia Rudatun yang mempertemukan saya dengan kepala dusun luar biasa ini.

Saya beruntung bisa berbagi dengan para ibu-ibu balita posyandu Kedondong bersama ibu Kepala dusun yang amat suportif turun tangan ikut membuat PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang sungguh-sungguh lokal banget: Mento.

Tidak banyak orang menyadari, bahwa makanan tradisional ini bukan hanya kaya rasa tanpa racikan bumbu sulit, tapi juga mudah dibuat, amat bergizi, bahkan bisa diolah lumat bagi bayi.

Sore itu kami membuat mento dari tepung beras, santan, diisi hati ayam cincang dan sedikit wortel. Kemudian, dibungkus daun pisang yang tinggal ambil dari kebu.

Mento kukus itu membuat para ibu takjub melihat para bayi dan balita melahapnya dalam hitungan menit, habis tandas!

Tokoh lain yang menjadi motor perubahan di wilayah kerjanya adalah seorang bidan sekaligus Kepala Puskesmas, yang pernah mendapat penghargaan sebagai tenaga kesehatan terbaik.

Baca juga: Pangan Asli yang Terinvasi

Peran Bidan Siti Aminah

Bidan Siti Aminah yang juga konselor laktasi ini, dengan dukungan camat mampu menganggarkan kegiatan pencegahan stunting tanpa alokasi susu formula, sebaliknya PMT berbahan pangan lokal digencarkan dengan melatih para kader dan pemberdayaan remaja, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com