Di kesempatan yang lain, dokter Massick mencatat bahwa pengering cat kuku dari sinar UV biasanya menggunakan bola lampu UVA yang dikenal sebagai pemicu kanker.
"Penggunaannya yang sering, hal itu bisa meningkatkan risiko kanker kulit dari sinar UVA tersebut," tambahnya.
Terlepas dari temuan itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengevaluasi apakah orang yang sering manikur berisiko tinggi terkena kanker kulit dibandingkan yang tidak.
Baca juga: Kenali, Dampak Ultra-Long UVA pada Kulit dan Cara Mencegahnya
Di samping dampaknya yang kemungkinan bisa memicu kanker, ada risiko kesehatan lain dari kebiasaan manikur yaitu infeksi.
Salah satu jenis infeksi kuku yang dikhawatirkan adalah paronikia, peradangan pada lipatan kuku.
Jenis infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri Staph, ragi dan jamur seperti Trichophyton dan Candida, infeksi virus hingga HPV.
Penyebabnya tak lain karena alat pembersih kuku yang digunakan secara massal dan tidak higienis.
Oleh karena itu, setiap salon yang kita kunjungi penting untuk menerapkan standar kebersihan, sterilisasi peralatan hingga sanitasi yang baik.
Baca juga: 5 Hal yang Dapat Dihindari Saat Perawatan Kuku
Manikur jenis lain seperti penambahan kuku akrilik juga berisiko memicu kerusakan kuku.
Hal itu dikarenakan kuku palsu biasanya ditempelkan pada kuku asli yang sebelumnya dikikir terlebih dahulu.
Proses pengikiran kuku inilah yang jika terlalu dalam bisa menyebabkan penipisan hingga kerusakan kuku dan terjadi keausan. Dengan kata lain hal tersebut tentu dapat menyebabkan penipisan dan keretakan kuku.
Baca juga: Infeksi Jamur Kuku, Atasi dengan Cuka Apel