Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Keseringan Manikur Bisa Picu Kerusakan DNA dan Kanker Kulit

Kompas.com - 02/04/2023, 08:16 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perawatan kecantikan di salon seperti manikur rupanya dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa efek samping paparan sinar ultraviolet (UV) dari alat pengering cat kuku dapat merusak DNA pada sel kulit.

Lebih dari itu, dampak buruknya bisa memicu mutasi pada sel manusia yang menyebabkan kanker kulit.

"Studi kami menjelaskan potensi faktor risiko kanker bagi wanita yang secara teratur melakukan manikur," kata Maria Zhivagui, PhD, peneliti utama studi dan sarjana postdoctoral di Alexandrov Lab University of California, San Diego, seperti dikutip Yahoo Life.

"Penting untuk mempertimbangkan risikonya, terutama pada orang dengan sensitivtas tinggi pada sinar UV dan rentan terhadap kanker,"

Meski klaim studi itu dianggap kontroversial dan masih membutuhkan studi tambahan, tapi para ahli mengatakan segala jenis manikur di salon bisa berisiko bagi kesehatan.

Baca juga: Gara-gara Manikur Pedikur, Kaki Clara Diamputasi 

Risiko kesehatan manikur

Susan Massick, MD, dokter kulit berlisensi dari The Ohio State University Wexner Medical News Center mengungkapkan ada beberapa risiko kesehatan terkait manikur.

Seperti infeksi kuku, iritasi kulit, ruam kulit akibat bahan kimia yang dipakai, hingga gejala terkait saat menghirup uap dan debu di salon.

Dampak radiasi sinar UV terhadap risiko kanker kulit sebelumnya ditinjau melalui studi yang dilakukan pada sel manusia dan tikus yang dipaparkan sinar UV dari pengering kuku yang kerap digunakan di salon-salon di seluruh AS.

Sinar UV itu dipaparkan selama 20 menit, dan hasilnya 20 hingga 30 persen sel mati, beberapa di antaranya juga ditemukan kerusakan DNA.

Kemudian para peneliti juga menemukan bahwa paparan lampu cat kuku selama tiga sesi berturut-turut selama 20 menit menyebabkan 65 hingga 70 persen kematian sel dan memicu mitokondria DNA pada sel yang tersisa.

Berdasarkan studi itu, para ahli juga meninjau tiga klasifikasi radiasi sinar UV, di antaranya meliputi ultraviolet C (UVC), UVB dan UVA.

Ilustrasi radiasi sinar UV dari alat pengering cat kukuUnsplash Ilustrasi radiasi sinar UV dari alat pengering cat kuku

Biasanya cahaya yang dipancarkan dari alat pengering kuku itu dalam spektrum UVA yang mirip seperti alat tanning bed.

Dalam hal ini, sinar UV dikatakan bisa menembus lapisan kulit terdalam dan mengaktifkan sel melanin di bawah kuku dan mengubahnya menjadi gelap.

"Salah satu kasus yang dilaporkan adalah melanoma pada kuku, jenis kanker kulit paling berbahaya, yang dikaitkan dengan paparan sinar UV," ujar Dr. Zhivagui.

Di kesempatan yang lain, dokter Massick mencatat bahwa pengering cat kuku dari sinar UV biasanya menggunakan bola lampu UVA yang dikenal sebagai pemicu kanker.

"Penggunaannya yang sering, hal itu bisa meningkatkan risiko kanker kulit dari sinar UVA tersebut," tambahnya.

Terlepas dari temuan itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengevaluasi apakah orang yang sering manikur berisiko tinggi terkena kanker kulit dibandingkan yang tidak.

Baca juga: Kenali, Dampak Ultra-Long UVA pada Kulit dan Cara Mencegahnya

Infeksi kuku

Di samping dampaknya yang kemungkinan bisa memicu kanker, ada risiko kesehatan lain dari kebiasaan manikur yaitu infeksi.

Salah satu jenis infeksi kuku yang dikhawatirkan adalah paronikia, peradangan pada lipatan kuku.

Jenis infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri Staph, ragi dan jamur seperti Trichophyton dan Candida, infeksi virus hingga HPV.

Penyebabnya tak lain karena alat pembersih kuku yang digunakan secara massal dan tidak higienis.

Oleh karena itu, setiap salon yang kita kunjungi penting untuk menerapkan standar kebersihan, sterilisasi peralatan hingga sanitasi yang baik.

Baca juga: 5 Hal yang Dapat Dihindari Saat Perawatan Kuku 

Kerusakan kuku

Manikur jenis lain seperti penambahan kuku akrilik juga berisiko memicu kerusakan kuku.

Hal itu dikarenakan kuku palsu biasanya ditempelkan pada kuku asli yang sebelumnya dikikir terlebih dahulu.

Proses pengikiran kuku inilah yang jika terlalu dalam bisa menyebabkan penipisan hingga kerusakan kuku dan terjadi keausan. Dengan kata lain hal tersebut tentu dapat menyebabkan penipisan dan keretakan kuku. 

Baca juga: Infeksi Jamur Kuku, Atasi dengan Cuka Apel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com