Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2023, 20:43 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Pada 2021, Food and Drug Administration (FDA) Amerika, dalam keterangan persnya, membuat pernyataan yang belum pernah ada sebelumnya mengenai keberadaan sistem Naeotom Alpha.

Mereke menyebutnya sebagai "Sebuah kemajuan besar dalam perangkat pencitraan untuk Computed Tomography dalam hampir satu dekade".

Pengumuman tersebut dianggap istimewa karena alat ini dapat melakukan pencitraan secara real-time, sehingga para dokter bisa melihat pergerakan organ dan jaringan juga secara real-time.

Artinya, mereka bisa mendapatkan pemahaman yang sangat bernilai untuk membantu melakukan diagnosis dan melakukan perawatan terhadap banyak kondisi medis yang terjadi.

Nah, kabar baiknya, alat tersebut kini telah sampai ke Indonesia. RS Abdi Waluyo di Jakarta akan menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang memiliki Naeotom Alpha, photon-counting CT yang bisa mengoptimalkan diagnosis dan pengobatan pasien di Indonesia.

Sistem pencitraan medis yang revolusioner ini dirancang untuk meningkatkan diagnosis, perawatan, dan outcome pasien, dan didesain untuk merevolusi praktik medis di Indonesia.

Naeotom Alpha menawarkan pencitraan 3D yang canggih, supaya para dokter dapat melihat gambar detail organ, jaringan, dan tulang dengan kejernihan dan presisi yang melampaui alat yang pernah ada sebelumnya.

RS Abdi Waluyo Hadirkan Sistem Pencitraan Canggih Naeotom Alpha RS Abdi Waluyo Hadirkan Sistem Pencitraan Canggih Naeotom Alpha
"Kami sangat antusias untuk memperkenalkan Naeotom Alpha ke Indonesia," ujar dr. Prasetyo Andriono, Sp.JP, direktur RS Abdi Waluyo.

"Ini adalah teknologi yang membuat perubahan signifikan, yang akan membantu kami tetap unggul dalam pencitraan medis di Indonesia. Sistem ini akan membantu meningkatkan perawatan dan hasil untuk pasien."

Penggunaan Naeotom Alpha di Indonesia merupakan tonggak sejarah yang penting bagi sektor perawatan kesehatan di Indonesia, dan menyoroti komitmen Indonesia untuk menyediakan akses teknologi medis terbaru bagi masyarakat.

Ini adalah bukti upaya berkelanjutan Indonesia untuk meningkatkan infrastruktur kesehatan, serta komitmennya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

"Misi perusahaan kami adalah meningkatkan perawatan dan hasil untuk pasien dengan menyediakan peralatan medis yang dibutuhkan oleh para profesional medis untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai kondisi medis," ujar Alfred Fahringer, Country Head Siemens Healthineers Indonesia.

"Sistem ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi komunitas medis di Indonesia, membantu para dokter untuk membuat diagnosis yang lebih cepat dan lebih akurat, serta mengembangkan rencana perawatan yang lebih efektif bagi pasien mereka," jelas Fahringer.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com