Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 03/05/2023, 17:20 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Brides

KOMPAS.com - Membicarakan tentang perselingkuhan seolah tidak ada habisnya. Salah satunya karena standar selingkuh setiap orang bisa berbeda.

Perselingkuhan biasanya dianggap sebagai hubungan seksual yang dilakukan seseorang ketika ia sudah menjalin komitmen serius dengan orang lain.

Namun seiring perkembangan teknologi, definisi perselingkuhan kian meluas.

Kini, perselingkuhan tidak hanya terbatas pada hubungan fisik (perselingkuhan fisik) saja, melainkan juga melibatkan perasaan dan pikiran. Istilah ini dinamakan perselingkuhan emosional (emotional cheating).

Baca juga: 11 Tanda-tanda Pasangan Selingkuh Lagi

Apa itu emotional cheating?

Emotional cheating adalah jenis perselingkuhan di mana seseorang berbagi kedekatan emosional dengan lawan jenis yang bukan pasangan mereka.

Misalnya, menjalin komunikasi intim dengan orang lain melalui pesan singkat atau telepon, atau bertemu orang baru yang dikenal dari internet atau kantor.

Tindakan-tindakan ini melanggar batasan dari hubungan platonis yang sehat dan dapat merusak kepercayaan dalam hubungan resmi.

Karena definisinya yang luas, seringkali sulit untuk mengenali tanda-tanda perselingkuhan emosional.

Berikut beberapa petunjuk yang dapat membantu kita mengenali perselingkuhan emosional serta dampak negatif yang mungkin terjadi pada hubungan romantis kita.

Baca juga: Membongkar 6 Mitos tentang Selingkuh dari Perspektif Psikolog

Perselingkuhan fisik vs perselingkuhan emosional

Perbedaan utama antara perselingkuhan fisik dan perselingkuhan emosional yaitu adanya kontak fisik yang sebenarnya.

Biasanya, perselingkuhan terjadi ketika dua orang bertemu langsung dan terlibat dalam hubungan seksual.

Sementara itu, dalam perselingkuhan emosional, interaksi bisa terjadi melalui pesan singkat di ponsel, atau saat makan siang dengan seseorang selain pasangannya, walau tidak ada keintiman secara fisik.

Banyak pelaku emotional cheating tidak menganggap tindakannya sebagai perselingkuhan.

Mereka berpikir, karena tidak ada keintiman fisik, perilaku tersebut tidak bisa dianggap sebagai perselingkuhan.

Sebagai contoh, Linda kembali terhubung dengan Teddy --mantan kekasihnya semasa SMA-- di media sosial.

Keduanya mulai berinteraksi dan berbagi detail mengenai masalah dalam pernikahan mereka.

Hal ini membuat mereka membentuk ikatan emosional karena ingin saling mendukung.

Tidak lama kemudian, Linda dan Teddy membayangkan kembali masa-masa mereka pacaran sewaktu SMA dan bertanya-tanya, mengapa hubungan itu harus berakhir.

Baca juga: 4 Tanda Pasangan yang Tidak Akan Pernah Selingkuh

Keinginan untuk merasakan kembali masa-masa remaja mereka terus tumbuh, keduanya pun akhirnya menyatakan cinta.

Dalam hal ini, Linda dan Teddy tidak melakukan perselingkuhan fisik. Namun karena sudah terbentuk ikatan emosional, mereka terlibat dalam perselingkuhan emosional.

Tanda-tanda perselingkuhan emosional

Perselingkuhan emosional dimulai dengan berbagi informasi pribadi, dan kedekatan yang semakin akrab.

Hal ini bisa berlanjut hingga tercipta kedekatan non-seksual dan rasa nyaman dengan orang ketiga daripada pasangan.

Individu yang terlibat dalam perselingkuhan emosional bisa menceritakan sesuatu yang tidak pantas tentang hubungan resmi dengan orang ketiga, membandingkan pasangan "sah" dan orang ketiga, sampai merahasiakan hubungan mereka.

Jika interaksi dengan orang ketiga mengarah pada penurunan minat untuk menjalin keintiman secara emosional atau fisik dengan pasangan, atau merasa malas untuk menghabiskan waktu bersama pasangan, ini bisa menjadi sinyal bahaya.

Daya tarik seksual juga bisa menjadi tanda perselingkuhan emosional, meski tidak selalu terlihat.

Baca juga: 7 Cara Mengetahui Pasangan Selingkuh Tanpa Ketahuan

Batasan-batasan perselingkuhan emosional seringkali kabur dan bervariasi, tergantung pada setiap individu.

Oleh karena itu, ada baiknya mengandalkan perasaan dan intuisi pribadi.

Jika salah satu pihak merasa hubungan yang dijalin kekasihnya dengan orang lain mengganggu atau merusak hubungan utama, maka kemungkinan besar sang kekasih sudah melakukan perselingkuhan emosional.

Dampaknya

Beberapa orang menganggap perselingkuhan emosional tidak terlalu berbahaya karena lebih bersifat kasual dibandingkan perselingkuhan "konvensional".

Namun faktanya, perselingkuhan emosional memiliki dampak yang sama, bahkan bisa lebih buruk daripada perselingkuhan fisik.

Perselingkuhan emosional dapat merusak ikatan emosional antara pasangan.

Mempunyai teman --khususnya lawan jenis-- di luar hubungan romantis adalah sesuatu yang normal.

Persahabatan didasari oleh daya tarik pada kualitas dari teman-teman kita.

Baca juga: Dilihat dari Karakternya, 5 Zodiak Ini Paling Gampang Selingkuh

Tetapi perlu diingat, persahabatan kita dengan teman tersebut haruslah "sehat" dan tidak mengancam keutuhan hubungan romantis.

Jika daya tarik berubah menjadi obsesi atau perselingkuhan, hal ini dapat merugikan semua orang yang terlibat.

Dengan kata lain, koneksi atau ikatan emosional yang terlarang setara dengan perselingkuhan fisik.

Perselingkuhan emosional seringkali menjadi pintu masuk bagi jenis perselingkuhan lainnya, dan sama-sama dapat menyebabkan perceraian atau kandasnya hubungan seperti halnya perselingkuhan fisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Brides


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com