Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 20/04/2023, 11:45 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Bagi banyak orang, keluarga adalah harta yang paling berharga. Keluarga menjadi tempat bernaung dan berlindung bagi semua anggotanya.

Di tengah keluarga pula semua kasih sayang hingga keluh kesah bisa tercurah tanpa batas.

Sayangnya, tidak semua keluarga bisa terbangun dan terbentuk sebagai keluarga yang sehat.

"Setiap kali saya mengadakan pelatihan, saya suka membahas beberapa karakteristik dasar dari keluarga yang sehat."

"Sebab, jika kita tidak tahu apa yang sehat, sulit untuk mengidentifikasi apa yang tidak sehat," demikian kata Kaytee Gillis.

Kaytee Gillis adalah seorang psikoterapis dan penulis yang memiliki hasrat untuk bekerja dengan para penyintas trauma hubungan dan keluarga.

Baca juga: 4 Tipe Pola Asuh Anak, Mana Lebih Baik?

Karya Kaytee Gillis berfokus pada pendampingan para penyintas pelecehan psikologis, penguntitan, dan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga dan trauma keluarga non-fisik lainnya.

Menurut Kaytee Gillis, kondisi keluarga yang sehat terdengar mudah untuk diidentifikasi, namun sebenarnya, banyak dari kita yang tidak menyadari apa yang membuat sebuah keluarga menjadi sehat-atau normal.

Kata-kata "sehat" atau "tidak sehat" telah menjadi sangat umum, namun hanya sedikit dari kita yang dapat menggambarkan karakteristik yang diperlukan untuk menggunakan kata-kata ini dalam kaitannya dengan keluarga.

"Oleh karena itu, saya fokus pada enam hal ini untuk memberikan pemahaman dasar untuk membangunnya," ungkap Kaytee Gillis.

Berikut ini adalah enam karakteristik umum dari keluarga yang sehat:

1. Menghormati batas-batas emosional dan fisik yang sehat

Anak-anak dan anggota keluarga lainnya memiliki privasi, dan semua anggota keluarga memahami dan menghormatinya.

Dalam keluarga yang sehat, orangtua melakukan sebagian besar tugas pengenalan emosi kepada anak-anak, dengan mencontohkan empati, kontrol diri, dan perilaku yang tepat dalam menanggapi emosi atau stres.

Nah, peran anak-anak adalah untuk belajar dari apa yang ditunjukkan orangtua.

2. Melihat setiap anggota keluarga sebagai individu yang memiliki pendapat

Setiap orang diperbolehkan untuk memiliki pendapat dan semua anggota keluarga harus menghormati dan mengizinkan pendapat tersebut diungkapkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com