KOMPAS.com - Kapan terakhir kali kamu membanggakan diri sebagai orang yang sensitif?
Kemungkinan besar, jawabannya adalah tidak pernah.
Ya, ada banyak sifat yang kita banggakan, tetapi menjadi "sensitif" biasanya dianggap sebagai kelemahan.
Sensitif biasanya berarti rapuh, "berkulit tipis", atau terlalu berlebihan.
Bahkan, pria biasa diberitahu bahwa mereka tidak boleh sensitif sama sekali, sedangkan wanita diberitahu untuk tidak "terlalu" sensitif.
Baca juga: 6 Keuntungan Punya Pasangan Ekstrovert
"Sungguh, ini kerap menjadi sebuah rangkaian kata yang menjengkelkan, yang seharusnya sudah tidak digunakan lagi."
Demikian pandangan Andre Sólo, tokoh di balik Sensitive Refuge -situs web untuk orang-orang yang sensitif.
Andre Sólo juga penulis "Sensitive: The Hidden Power of the Highly Sensitive Person in a Loud, Fast, Too-Much World".
Menurut Andre Sólo, apa pun itu, pesan yang diterima oleh orang-orang yang sensitif bukanlah untuk merayakan siapa diri mereka.
Pesannya adalah bahwa mereka harus "mengatasi" sensitivitas mereka dan "menjadi lebih kuat".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.