Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Pentingnya "Berkompetisi" dengan Diri Sendiri

Kompas.com - 19/04/2023, 16:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SANGAT mudah bagi kita untuk membandingkan pencapaian kita dengan orang lain. Apalagi, kini kita hidup di abad digital yang memungkinkan kita dapat saling "memantau" kemajuan orang lain melalui akun media sosial.

Padahal, hidup bukanlah tentang berkompetisi atau mengalahkan orang lain.

Ya, kita cukup membandingkan diri sendiri kita hari ini dengan kemarin. Apakah ada kemajuan? Apakah ada perubahan yang lebih baik?

Pasalnya, gol setiap orang bersifat unik, membanding-bandingkan pencapaian kita justru tidak membuat kita lebih baik. Melainkan membuat kita makin terpuruk.

Agar bisa memiliki kesehatan mental sekaligus mencapai kebahagiaan sejati, kita hanya perlu bercermin dan belajar bagaimana bersaing dengan diri sendiri.

Berikut adalah sejumlah manfaat untuk "bersaing" dengan diri sendiri sebagai upaya kita mengejar apa yang disebut dengan kesuksesan -- dan lebih penting lagi menggapi kebahagiaan sejati.

Pertama, menghargai kemajuan diri sendiri. Menghargai pencapaian seseorang atau kesuksesan yang mereka miliki sering kali diselimuti rasa iri atau malah membuatkan diri kita "down".

Saat kita (merasa) bersaing dengan orang lain, kita akan berhenti menghargai kemajuan mereka, dan akan sulit bagi kita untuk mengenali dan menghargai upaya mereka.

Persaingan yang sehat itu baik ketika kita belajar dari orang lain, tetapi ketika kita terlalu berfokus pada persaingan, kita akan mulai membandingkan diri kita dengan orang lain dan berhenti memandang upaya mereka sebagai keuntungan bagi mereka dalam mencapai nilai-nilai mereka.

Seseorang yang tetap setia pada diri mereka sendiri dan berjuang untuk apa yang mereka yakini patut dirayakan.

Kedua, menjaga hubungan baik. Ketika kita terlalu sibuk dengan gagasan untuk mengalahkan orang lain, sulit untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan mereka.

Jika kita akhirnya bisa bekerja sama dengan orang-orang dan fokus belajar satu sama lain, kita bisa berbagi pengetahuan dan berkembang.

Alih-alih fokus untuk berkompetisi, lebih baik kita fokus untuk bisa berkolaborasi.

Ketiga, menikmati proses. Kita mungkin adalah masyarakat yang sangat berorientasi pada hasil akhir. Orang suka berbicara tentang pencapaian mereka dan pencapaian yang mereka dapatkan.

Apa yang benar-benar layak untuk dirangkul di sepanjang jalan adalah pelatihan dan pengetahuan yang kita kumpulkan saat kita mencapai suatu tujuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com