Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2023, 05:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NDTV

KOMPAS.com - Momen Lebaran yang sudah ada di depan mata kerap dimanfaatkan untuk "balas dendam" dengan melahap apa pun yang ada di depan mata, setelah sebulan harus menahan nafsu makan di siang hari.

Apalagi saat berkumpul dengan keluarga besar, sajian hidangan yang berlimpah dan beragam membuat kita tidak sadar berapa banyak makanan yang disantap.

Akibatnya, kita menjadi makan berlebihan atau overeating.

Apa tanda overeating?

Overeating adalah tindakan di mana kita makan lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh. Hal ini membuat perut membesar dan memberi rasa tidak nyaman.

Baca juga: Ketahui Penyebab Kebiasaan Overeating yang Perlu Dihindari

Overeating bisa diketahui dari sensasi kenyang dan tidak nyaman yang dirasakan tubuh.

Atau, kita dapat menghitung kalori yang dimakan untuk melihat apakah jumlah kalori melebihi batas yang dianjurkan.

Efek samping overeating

Overeating dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan penumpukan lemak di perut.

Tidak hanya itu, mengonsumsi kalori berlebih juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.

Ahli gizi Lovneet Batra menjelaskan beberapa efek samping dari overeating.

1. Penambahan berat badan

Makan berlebihan dan penambahan berat badan memiliki hubungan yang erat.

Overeating membuat ukuran perut semakin besar dan menambah kalori pada tubuh. Akibatnya, berat badan pun meningkat.

2. Mengganggu regulasi lapar

Terlalu banyak makan menyebabkan perut terasa penuh dan metabolisme tubuh melambat. Kebiasaan ini tidak hanya mengganggu jam biologis tubuh, tetapi juga memicu rasa lapar di luar jam makan.

Baca juga: 14 Cara Mengurangi Nafsu Makan Berlebih Agar Tidak Kegemukan

3. Meningkatkan risiko penyakit

Mengonsumsi makanan secara berlebihan bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan terkait gaya hidup, seperti peningkatan kadar kolesterol dan penyakit jantung.

4. Mengganggu kesehatan otak

Overeating dapat menimbulkan peradangan serta peningkatan kadar gula darah dan resistensi insulin. Semua itu dapat memengaruhi kesehatan otak.

Halaman:
Sumber NDTV
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com