KOMPAS.com - Kenaikan berat badan hingga memicu obesitas setelah Lebaran sepertinya jadi satu hal perlu dihindari.
Bagaimana tidak, makan bersama dengan keluarga besar tampaknya selalu menjadi agenda yang dinanti saat Hari Raya Idul Fitri.
Belum lagi dengan tersajinya berbagai makanan khas Lebaran yang hanya ada satu tahun sekali.
Baca juga: Daftar Kalori Kue Lebaran dari Nastar, Kastengel, hingga Lidah Kucing
Nafsu makan berlebih bisa saja menjadi hal sulit untuk dikontrol.
Padahal, kebiasaan makan berlebih setelah lebaran bisa menjadi pemicu kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.
Mencegah kenaikan berat badan setelah lebaran bisa kita jadikan motivasi untuk mencegah obesitas.
Pasalnya obesitas pada seseorang dapat memicu datangnya penyakit seperti kolesterol, diabetes, darah tinggi, pembentukan batu empedu, sleep apnea (henti napas saat tidur), asma, hingga gangguan menstruasi atau infertilitas.
Baca juga: Mencegah Obesitas hingga Diabetes, Ini 5 Manfaat Porang bagi Kesehatan
Obesitas pun terbagi menjadi dua kelompok yakni obesitas tipe android (Sentral), dalam hal ini banyak dialami pria dan berisiko menyebabkan penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke.
Ada pula kelompok obesitas tipe Ginoid yang merupakan tipe yang banyak dialami wanita terutama yang telah memasuki masa menopause.
Untuk mengetahui apakah kita mengalami obesitas atau tidak, kita dapat memeriksakan diri pada dokter atau mengukur dengan Body Mass Index (BMI) melalui rumus BMI sebagai berikut.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.