Hal itu lantas membuat mereka melaporkan lebih banyak stres dan kelelahan terkait pekerjaan daripada kelompok lainnya.
"Kami menemukan bahwa selama pandemi sebagian besar Gen Z mengaku tidak bisa memberikan upaya penuh di tempat kerja."
"Mereka juga mengaku tidak adanya keterlibatan, komunikasi yang tidak jelas, kurangnya dukungan dari manajer dan merasa kesepian."
Demikian kata Dr. Santor Nishizaki, founder dan CEO Mulholland Consulting Group, konsultan karier, seperti dilansir BBC.
Dalam jangka pendek, kondisi ini bisa membuat mereka mengarah pada ambivalensi dan penarikan diri dalam kehidupan profesional.
Sedangkan dalam jangka panjang, stres dan kejenuhan dapat memengaruhi produktivitas dan pertumbuhan kariernya.
Baca juga: Gen Z Pilih Biayai Pernikahannya Sendiri, Ini Kata Ohana Enterprise
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.