Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2023, 08:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak faktor —baik internal (genetik) maupun eksternal (lingkungan)— yang dapat memengaruhi kebahagiaan dalam hidup.

Namun terlepas hal itu, kita sebenarnya memiliki kekuatan di dalam diri untuk bisa menjadi lebih bahagia.

"Kita cenderung percaya bahwa kita akan bahagia ketika kondisi tertentu terpenuhi, ketika kita telah mencapai ini atau itu. Tapi itu adalah mitos yang umum."

Demikian penuturan profesor di Departemen Psikiatri di University of California, San Francisco, peneliti dan salah satu pencipta The Big Joy Project, Elissa Epel, PhD.

Elissa Epel mengungkapkan, kita tidak perlu berharap bahwa kita akan merasa lebih baik suatu hari nanti, karena kita memiliki lebih banyak kendali daripada yang kita pikirkan.

Baca juga: 8 Asupan yang Bisa Bikin Bahagia, Ada Pisang hingga Jamur

"Kita bisa mengambil kendali dan menemukan apa yang bisa kita lakukan sekarang, seperti hal-hal kecil yang bisa meningkatkan perasaan senang atau puas," ujar Elissa Epel.

Kekuatan kebiasaan untuk merasa lebih bahagia

Meningkatkan perasaan gembira dan bahagia secara berkelanjutan terletak pada kekuatan kebiasaan.

"Kebiasaan terbentuk ketika kita mengulangi perilaku. Kebiasaan itu tertanam di dalam kabel saraf kita, di ganglia basal," ungkap Epel.

Secara sadar mengadopsi kebiasaan dan dengan mindful memerhatikan efek menyenangkannya, akan memanfaatkan kekuatan sistem penghargaan positif yang sudah ada di otak.

"Ketika sebuah perilaku memicu respons emosional yang positif, kita cenderung mengingatnya dan melakukannya lagi," kata Elissa Epel.

"Kesadaran akan bagaimana sesuatu membuat kita merasa baik dapat membantu kita mengembangkan kebiasaan positif yang baru," sambung dia.

Lebih khusus, penelitian Elissa Epel dan temuan dari The Big Joy Project juga menemukan bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil adalah kunci utama untuk meningkatkan kebahagiaan (dan membuatnya bertahan lama).

Mempraktikkan perilaku dan aktivitas sehari-hari yang kecil, dapat ditindaklanjuti, realistis, dengan konsistensi dan komitmen, dapat mengubah otak untuk merasakan lebih banyak sukacita, dan menjalani dunia dengan lebih positif.

Baca juga: 12 Hal yang Setiap Hari Dilakukan Pasangan Bahagia

"Temuan-temuan dari ilmu saraf, psikologi, kedokteran, kesehatan masyarakat, dan bidang-bidang lainnya semakin menegaskan apa yang telah disampaikan oleh pengalaman hidup dan tradisi spiritual selama ribuan tahun."

"Yang mana kebahagiaan dapat dimulai dari dalam diri ketika kita memilih untuk melakukan tindakan kecil ke arah sukacita dan membiasakan diri untuk melakukannya," kata dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com