Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Jeng, Tasnya "Made In" Mana?

Kompas.com - 07/05/2023, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Meike Kurniawati*

BELAKANGAN viral di media sosial, foto yang memperlihatkan produk ritel peralatan outdoor yang cukup terkenal dari Bandung – Jawa Barat, namun bertuliskan made in China.

Sejumlah warganet heran dan ramai memberikan komentar mengapa brand perlengkapan outdoor asal Indonesia membuat produknya di China. Komentar pro dan kontra pun bermunculan.

Setelah menjadi viral, PR Executive perusahaan tersebut akhirnya angkat bicara. Memberikan penjelasan bahwa perusahaan mereka menyediakan produk yang berasal dari berbagai pemasok termasuk dari luar negeri, namun prioritas tetap dari dalam negeri.

Alasan mengapa beberapa produk dipasok dari luar negeri karena teknologi dan bahannya belum bisa didapatkan secara masif di Indonesia.

Sebenarnya, seberapa penting arti tulisan “Made in” bagi suatu produk? Tulisan yang kadang diabaikan banyak orang, tulisan yang bahkan kadang tidak terlihat.

Di era globalisasi, pemasaran sudah menjadi global. Saat ini pasar di suatu negara berisikan produk dari berbagai belahan dunia.

Salah satu faktor yang memengaruhi pemasaran global adalah Country of Origin (COC), atau diterjemahkan bebas menjadi “darimana suatu produk berasal atau dibuat”.

COC diartikan sebagai image dari produk yang ditentukan oleh darimana produk tersebut dibuat.

COC merupakan informasi yang sering digunakan oleh konsumen untuk menilai kualitas, harga, dan image suatu produk, sehingga COC menjadi parameter yang penting dalam memengaruhi keputusan seseorang untuk membeli atau tidak.

Konsep efek COC ini pertama kali dikemukakan oleh Nagashima pada 1996.

Penelitian Guangyu, (2014) di China, menunjukkan bahwa konsumen China lebih memilih produk “made in” negara barat karena dipersepsikan lebih kualitas, handal, dan memiliki bentuk yang kekinia.

Diniyah & Herman (2021) mencoba meneliti tentang bagaimana “made in” Korea Selatan memengaruhi pembelian kosmetik pada para remaja di salah satu kota di Jawa Timur.

Hasilnya, COC Korea Selatan menjadi alasan para remaja membeli produk kosmetik karena Korea Selatan dipersepsi sebagai negara yang dianggap ahli dalam menciptakan produk kecantikan.

Korea Selatan dikenal menghasilkan beragam macam produk kosmetik yang dikenal di banyak negara, dengan reputasi produk baik. Korea Selatan juga dikenal selalu berinovasi dalam memproduksi kosmetik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com