KOMPAS.com - Kasus rabies di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali terjadi.
Seorang balita harus dibawa ke rumah sakit setelah digigit kucing yang diduga terpapar rabies.
Baca juga: Dompu KLB Rabies, Balita Dirawat Usai Digigit Kucing
Selama ini, rabies lebih identik dengan anjing, sehingga kerap disebut sebagai penyakit anjing gila.
Namun tak banyak yang menyadari jika kucing, yang lebih banyak dipelihara, juga bisa membawa rabies.
Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf manusia yang umumnya terjadi akibat gigitan hewan berdarah panas.
Jika tidak ditangani, rabies dapat menyebabkan kematian sehingga menjadi salah satu masalah kesehatan publik.
Baca juga: Kenali Bahaya Rabies, Hewan Peliharaan Wajib Divaksin
Hal ini tentu bisa memicu kekhawatiran banyak orangtua, khususnya yang memelihara hewan atau hidup berdekatan dengan kucing maupun anjing.
Agar tak berprasangka buruk, ada baiknya kita memahami fakta soal rabies dan kaitannya dengan hewan di sekitar.
Berikut adalah sejumlah fakta penting rabies yang perlu kita pahami.
Virus rabies disekresikan dalam air liur dan biasanya ditularkan ke manusia atau hewan lewat gigitan hewan yang terinfeksi.
Penyakit ini juga dapat ditularkan jika air liur dari hewan rabies bersentuhan dengan luka terbuka di kulit, atau mata, hidung, atau mulut.
Baca juga: Mengenal dan Mencegah Rabies pada Hewan Peliharaan
Ada sejumlah kasus kematian akibat penyakit ini di seluruh dunia sehingga banyak negara mewajibkan vaksinasi rabies untuk hewan.
Sejumlah kasus rabies di Amerika Serikat juga diakibatkan oleh paparan kelelawar.
Baca juga: 7 Gejala Rabies pada Manusia yang Perlu Diwaspadai
Rabies memengaruhi sistem saraf sehingga memicu berbagai gejala klinis pada hewan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.