KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, kasus kanker tenggorokan akibat seks oral meningkat di beberapa negara.
Bahkan di AS dan Inggris, kanker tenggorokan lebih umum terjadi dibandingkan kanker serviks.
Studi terbaru menemukan, peningkatan kasus ini disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) yang memicu kanker tenggorokan tertentu --yaitu kanker orofaringeal, yang memengaruhi area amandel dan belakang tenggorokan.
Pekan lalu, peneliti kanker Dr Hisham Mehanna dari University of Birmingham Inggris merilis artikel di The Conversation.
Berdasarkan artikel itu, terungkap kasus kanker tenggorokan meningkat disebabkan oleh infeksi HPV yang sering ditularkan melalui seks oral.
Baca juga: Seks Oral, Apakah Aman?
"Untuk kanker orofaringeal, faktor risiko utama adalah jumlah pasangan seksual, terutama oral seks," tulis Mehanna.
"Mereka yang memiliki enam atau lebih pasangan seks oral berisiko 8,5 kali lebih tinggi untuk terkena kanker tenggorokan daripada mereka yang tidak melakukan seks oral."
Namun ada kabar baik bagi mereka yang sering melakukan seks oral. Vaksin HPV bernama Gardasil dinilai bisa mengurangi risiko terinfeksi kanker tenggorokan.
Sayangnya, informasi mengenai vaksin ini hanya disebutkan secara singkat oleh Mehanna di dalam artikelnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, vaksin HPV dapat mencegah lebih dari 90 persen kanker yang disebabkan oleh HPV.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.