Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Soal Madu yang Sebaiknya Jangan Dipercayai Lagi

Kompas.com - 11/05/2023, 05:05 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Madu merupakan pemanis alami yang sangat bermanfaat bagi kesehatan bagi tubuh.

Tidak hanya populer di kalangan pelaku diet, madu juga memiliki banyak mitos yang beredar di masyarakat, mulai dari rasa hingga kualitasnya.

Tapi bagaimana fakta sebenarnya? Berikut deretan mitos seputar madu yang banyak beredar.

1. Mitos: madu yang mengkristal berarti sudah rusak

Pengkristalan atau granulasi adalah cara alami untuk mengawetkan madu.

Jangan khawatir jika madu mengkristal, karena hal ini tidak berarti madu sudah tidak dalam kondisi baik.

Kita dapat mengembalikan madu ke bentuk cair dengan cara melembutkannya di dalam air panas dan mengaduknya perlahan.

Setelah mengkristal, rasa dan nutrisi madu tetap sama seperti sebelumnya.

Baca juga: 4 Cara Mudah Membedakan Madu Asli dan Palsu

2. Mitos: madu akan beracun jika dipanaskan

Salah satu mitos terbesar yang beredar adalah anggapan bahwa madu tidak boleh dipanaskan karena bisa melepaskan zat beracun.

Padahal, zat beracun tidak akan terbentuk ketika madu dipanaskan karena memang sejak awal tidak ada racun atau toksin di dalam madu.

Hanya saja, beberapa nutrisi dalam madu bisa rusak jika dipanaskan terlalu lama atau terlalu panas. Maka pastikan suhu saat memanaskan madu tidak terlalu tinggi.

3. Mitos: setiap jenis madu memiliki tampilan dan rasa yang sama

Faktanya, madu memiliki berbagai warna dan rasa yang berbeda-beda.

Madu berasal dari nektar bunga. Warna madu dipengaruhi oleh jenis bunga yang dihisap oleh lebah, dan rasa serta aroma madu juga tergantung pada jenis bunga tersebut.

Karena karakteristik tiap bunga unik, madu yang dihasilkan dari nektar bunga berbeda akan memiliki warna, rasa, dan aroma yang berbeda pula.

Baca juga: 5 Manfaat Terbesar Mengonsumsi Madu, Sudah Tahu?

4. Mitos: madu yang kental lebih baik kualitasnya

Perbedaan antara madu yang kental dan encer terutama terletak pada kadar airnya. Namun, kandungan gizi di dalam kedua madu tetap sama.

Sumber nektar yang berbeda dapat mempengaruhi warna dan rasa madu. Begitu pula, faktor lain seperti cuaca, kelembapan, curah hujan, tanah, bunga, dan pakan lebah turut memengaruhi karakteristik madu.

5. Mitos: madu tidak pernah basi

Sebetulnya hal ini tidak sepenuhnya mitos, selama madu disimpan dengan benar.

Jika tidak disimpan dengan baik, madu bisa kehilangan aroma dan rasanya. Manfaat kesehatan dari madu seperti ini juga akan hilang.

Sebaiknya, madu dikonsumsi dalam kondisi segar agar terasa nikmat dan tetap memiliki manfaat kesehatan.

Selain itu, warna madu akan bertambah gelap seiring waktu.

Baca juga: 5 Efek Samping Madu apabila Dikonsumsi Berlebihan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com