Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2023, 06:28 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Health

KOMPAS.com - Diet Mediterania menjadi populer di kalangan penggiat kebugaran karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Para ahli menganjurkan diet Mediterania karena selain mendorong pelakunya untuk mengonsumsi berbagai makanan sehat, diet ini mudah diikuti dan dipertahankan dalam jangka panjang.

Kini, sains menemukan fakta baru terkait pengaruh diet Mediterania terhadap risiko diabetes tipe 2.

Baca juga: Manfaat Diet Mediterania, Bantu Turunkan Risiko Demensia

Hasil studi terbaru menunjukkan, diet Mediterania dapat membantu menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 lebih efektif dari yang sebelumnya diperkirakan.

Apa itu diet Mediterania?

Diet Mediterania mengacu pada pola makan yang dianut orang-orang di selatan Italia, selatan Spanyol, dan Yunani.

Diet ini sarat akan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, protein rendah lemak, ikan, dan lemak sehat untuk jantung.

Meski disebut "diet", pola makan ini tidak memiliki aturan yang mengikat dan pelakunya bisa makan sebagian besar jenis makanan.

Maka dari itulah, diet Mediterania dapat dijadikan pola diet yang berkelanjutan.

Baca juga: Pedoman Lengkap Diet Mediterania yang Disebut Diet Terbaik di Dunia

Para peneliti menemukan, individu dari negara "pencetus" diet Mediterania seperti yang disebutkan di atas, dan mereka yang mengikuti diet tersebut memiliki risiko penyakit kronis yang lebih rendah.

Diet Mediterania dan diabetes tipe 2

Diet Mediterania sering dianjurkan untuk mencegah diabetes tipe 2 dan dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit tersebut.

Salah satu penulis studi terbaru, Nita Forouhi, MBBS, PhD mencatat, studi terdahulu mengenai diet Mediterania dan diabetes tipe 2 didasarkan pada laporan subjektif.

Artinya, studi tersebut hanya mengandalkan laporan dari partisipan studi yang mungkin tidak akurat.

"Kami ingin meningkatkan penilaian asupan makanan dengan menggunakan penanda (biomarker) objektif dari makanan yang dapat diukur dalam darah," ungkap Forouhi.

Tim peneliti mengumpulkan data dari 340.234 individu yang tinggal di delapan negara di Eropa.

Mereka menggunakan karotenoid darah dan asam lemak untuk menilai kepatuhan peserta dalam menjalani diet Mediterania.

Baca juga: 7 Tips Diet Mediterania untuk Turunkan Berat Badan

Halaman:
Sumber Health


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com