KOMPAS.com - Banyak orangtua saat ini berpikir bahwa cara terbaik untuk mendidik anak adalah dengan memegang kendali penuh.
Ini juga merupakan dasar dari "helicopter parenting", gaya pengasuhan di mana anak-anak hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki kendali atas aktivitas harian mereka.
Penelitian telah menunjukkan, orangtua yang menerapkan pola asuh seperti ini biasanya memiliki ekspektasi tinggi terhadap prestasi akademik anak.
Atau, mereka juga bereaksi berlebihan ketika anak melakukan kesalahan, serta cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri, cemas, dan rentan.
Lantas, apa sebenarnya masalah terbesar dari gaya pengasuhan helicopter parenting ini?
Nah, inti masalahnya adalah bahwa pola asuh ini tidak mementingkan kebaikan dan mengubah anak-anak menjadi narsis.
Baca juga: Helicopter Parenting, Pola Pengasuhan yang Bikin Anak Sulit Berkembang
Terlalu banyak orangtua yang hanya berfokus pada kemenangan, yakin jika anak-anak mereka tidak sempurna dan mereka akan gagal dalam hidup.
Apabila anak-anak mereka gagal, orangtua juga akan gagal. Ini adalah cara berpikir yang sangat egois dan sempit.
Ketika kita terpaku pada kesuksesan individu, kita secara tidak sengaja membesarkan anak-anak yang kurang berempati.
Anak-anak tidak punya waktu untuk memikirkan orang lain ketika mereka fokus pada diri mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.