Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 16/05/2023, 13:21 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Banyak orangtua saat ini berpikir bahwa cara terbaik untuk mendidik anak adalah dengan memegang kendali penuh.

Ini juga merupakan dasar dari "helicopter parenting", gaya pengasuhan di mana anak-anak hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki kendali atas aktivitas harian mereka.

Penelitian telah menunjukkan, orangtua yang menerapkan pola asuh seperti ini biasanya memiliki ekspektasi tinggi terhadap prestasi akademik anak.

Atau, mereka juga bereaksi berlebihan ketika anak melakukan kesalahan, serta cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri, cemas, dan rentan.

Lantas, apa sebenarnya masalah terbesar dari gaya pengasuhan helicopter parenting ini?

Nah, inti masalahnya adalah bahwa pola asuh ini tidak mementingkan kebaikan dan mengubah anak-anak menjadi narsis.

Baca juga: Helicopter Parenting, Pola Pengasuhan yang Bikin Anak Sulit Berkembang

Terlalu banyak orangtua yang hanya berfokus pada kemenangan, yakin jika anak-anak mereka tidak sempurna dan mereka akan gagal dalam hidup.

Apabila anak-anak mereka gagal, orangtua juga akan gagal. Ini adalah cara berpikir yang sangat egois dan sempit.

Pentingnya kebaikan dalam pengasuhan anak

Ketika kita terpaku pada kesuksesan individu, kita secara tidak sengaja membesarkan anak-anak yang kurang berempati.

Anak-anak tidak punya waktu untuk memikirkan orang lain ketika mereka fokus pada diri mereka.

Jadi, kebaikan adalah sesuatu yang harus diajarkan oleh orangtua, terutama kepada perempuan ketika mereka masih kecil.

Sebagai contoh, seorang ibu, pengajar, dan penulis buku "How to Raise Successful People", Esther Wojcicki dianggap berhasil mendidik ketiga anak perempuannya yang kini telah sukses, dengan menerapkan metode parenting yang mengutamakan kebaikan.

Baca juga: 5 Pelajaran dari Konsep Helicopter Parenting

Ketiga anak tersebut adalah Susan yang merupakan CEO YouTube, Janet seorang profesor pediatri, serta Anne salah satu pendiri dan CEO perusahaan genetika dan kesehatan 23andMe.

Menurut Susan, kebaikan berarti merawat karyawannya dengan lebih baik.

Saat masih bekerja di Google, ia membantu mendirikan program penitipan anak. Ia tahu bahwa orangtua akan lebih bahagia dan bekerja lebih baik jika anak-anak mereka berada di tangan yang tepat.

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com