Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Ibu dengan Kanker Payudara Masih Boleh Menyusui?

Kompas.com - 15/05/2023, 16:39 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita kanker payudara mungkin merasa khawatir jika dalam kondisi sakit tetapi harus memberikan ASI (air susu ibu) kepada si kecil.

Beberapa anggapan pun beredar yang mengatakan ASI bisa menularkan kanker ke anak yang disusui sehingga membuat si kecil lebih berisiko terkena penyakit yang sama. Tetapi apakah anggapan itu benar?

Dokter Khoo Kei Siong, Konsultan Senior Onkologi Medis dari Parkway Cancer Centre, Singapura mengatakan bahwa wanita yang memiliki kanker payudara tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya.

Bahkan kondisi dari kanker payudara itu sebetulnya tidak menghambat produksi ASI sehingga proses menyusui masih dapat berjalan normal.

"Ibu yang menyusui tidak akan menularkan sel kanker kepada bayinya melalui ASI. Penderita kanker payudara juga tetap bisa memproduksi ASI," ujarnya kepada Kompas.com dalam media gathering di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Seperti Angelina Jolie, Kenali Risiko Kanker Payudara akibat Faktor Keturunan 

Selain memberikan ASI, para ibu hamil yang didiagnosa menderita kanker payudara juga tidak perlu khawatir jika janin di dalamnya juga terkena kanker.

Lanjut dokter Khoo, sel kanker tidak memiliki kemampuan untuk menembus atau melewati plasenta bayi, sehingga kanker payudara yang dialami tidak langsung menular ke janin.

"Ibu menyusui masih boleh memberikan ASI. Tetapi memang kalau kankernya sudah menjalani suatu terapi, kemungkinan ada efek yang memengaruhi produksi ASI, jadi ASI tidak akan diproduksi," lanjut dokter Khoo.

ilustrasi jenis kanker payudara.iStockphoto/RyanKing999 ilustrasi jenis kanker payudara.

Terkait kekhawatiran ibu menyusui terhadap risiko penularan kanker yang dialami, sebetulnya kanker payudara tidak membatasi aktivitas meng-ASI-hi.

Penularan kanker payudara dapat terjadi secara tidak langsung, yaitu melalui faktor genetik atau keturunan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com