Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tantan Hermansah
Dosen

Pengajar Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta

Generasi Tanpa Rumah

Kompas.com - 17/05/2023, 11:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERAGAM teknologi yang memberikan kemudahan kepada banyak orang untuk berinteraksi dan bekerja menyebabkan pada masa mendatang akan banyak generasi yang tidak memerlukan rumah atau tempat tinggal permanen.

Kebutuhan akan rumah biasanya didasari faktor-faktor sosial dan kultural yang mulai mengalami transformasi radikal.

Pertama, pada masa lalu rumah diperlukan mendekat ke tempat kerja karena bisa meminimalkan biaya transportasi. Biaya tersebut bisa menyebabkan tergerusnya sebagian pendapatan.

Kedua, rumah diposisikan sebagai arena untuk membesarkan dan mengembangkan keluarga biasanya dipilih pada lingkungan yang dianggap cocok untuk bersosialisasi, berinteraksi, dan sebagainya.

Ketiga, rumah atau kepemilikan terhadap rumah adalah simbol yang melekat pada persepsi orang untuk menunjukkan bahwa mereka sudah mencapai taraf mapan.

Namun pada masa mendatang, ketiga hal itu ternyata tidak akan lagi menjadi faktor penentu seseorang untuk memiliki tempat tinggal.

Pertama, bekerja tidak lagi menjadi keharusan selalu hadir di tempat kerja. Keberadaan sistem kerja berbasis virtual office yang menggunakan teknologi digital akan memberikan pengaruh dan pada sistem kerja.

Sehingga kehadiran fisik tidak lagi menjadi faktor utama dan indikator produktivitas. Beberapa kalangan muda yang bekerja pada sektor pelayanan yang berbasis IT malah sudah melakukan model kerja tanpa hadir fisik di kantor sejak lama, tanpa harus menurunkan kualitasnya.

Kedua, pengalaman baru adalah hal yang selalu menjadi impian bagi banyak kaum muda. Apalagi pada masa mendatang, dengan sarana yang semakin bagus, sistem transportasi yang semakin terjangkau, maka hidup dengan cara berpindah-pindah tanpa harus kehilangan pendapatan, akan memberikan pengaruh kepada kepentingan dan kebutuhan memiliki tempat tinggal permanen.

Ketika seseorang tidak lagi memiliki rumah tinggal, dia akan merasa bebas dan merdeka untuk bisa tinggal di manapun.

Dengan bisa tinggal di mana pun, mereka bisa mendekat ke ruang yang memberikan pengalaman baru, yang justru akan dianggap lebih seru dan mengasyikkan.

Ketiga, saat ini sebagian masyarakat dunia ada pada fase keinginan untuk berbagi momen. Maka dengan sistem hidup nomaden tersebut, keseruan ini bisa berkontribusi kepada konten yang akan mereka share kepada banyak orang di ruang media sosial.

Keempat, beban rumah permanen sangat tinggi, seperti selalu membutuhkan perawatan dan kebutuhan rutin lainnya yang sangat mahal.

Berbeda kalau dia mengandalkan rumah dengan sistem sewa, selain dia bisa dengan mudah pindah ke tempat baru yang lebih cocok dengan pengalaman yang ingin mereka gali dan rasakan, mereka juga tidak akan terlalu dibebani biaya perawatan.

Sementara pendapatan yang ada, sebagian bisa disimpan untuk memenuhi kebutuhan lain, misalnya untuk memiliki rumah impian di masa tua.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com