Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2023, 15:10 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan alam masing-masing yang luar biasa untuk dimanfaatkan sebagai kerajinan maupun produk yang lebih lestari atau sustainable.

Seperti di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, misalnya, sumber daya alam bambu yang melimpah dapat digunakan menjadi bahan alternatif untuk pembuatan berbagai macam barang, yang bisa menggantikan plastik.

Dalam acara bincang pagi Palmerah, Yuk! bertema "Memuliakan Hasil Alam, Menjaga Kelestarian" yang berlangsung di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (19/5/2023), beberapa narasumber hadir untuk bercerita lebih lanjut mengenai pemanfaatan bambu dan potensinya yang besar sebagai bahan yang lebih lestari.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa Mas Ipin pun mengatakan bahwa potensi kerajinan bambu di sejumlah desa di Trenggalek sangat besar.

Kini produk berbahan bambu dari Trenggalek bahkan sudah dipasarkan hingga ke mancanegara seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Beberapa produk di antaranya berupa sedotan, botol minum, alat makan, serta mebel.

"Itu mungkin hanya sebagian dari produk berbahan bambu ya," katanya.

"Ke depannya saya juga ingin memanfaatkan bambu untuk dijadikan sebagai sepeda," terang dia.

Terlepas dari pemanfaatan bambu untuk produk skala besar, Mas Ipin juga mengungkapkan bahwa ia ingin membangun sistem transportasi yang sustainable.

"Saya sendiri punya cita-cita untuk menyiapkan Trenggalek sebagai daerah yang lestari, termasuk alat transportasinya," terangnya.

"Karena kalau tidak, Trenggalek bisa mewarisi budaya kota-kota besar yang ada, yaitu kemacetan dan polusi."

"Maka saya punya visi, kalau orang-orang mau commuting ke kecamatan cukup pakai sepeda dari bambu, lalu nanti antar kecamatan harus ada transportasi umum yang bisa digunakan," jelas dia.

Memperluas produk berbasis lestari

Sementara itu, lead konsorsium indeks daya saing daerah berkelanjutan di KPPOD, Herman Suparman menuturkan, pengembangan sentra kerajinan atau produk bambu di Trenggalek tak bisa lepas dari kerjasama berbagai pihak.

Baik itu pemerintah daerah, pemerintah pusat, para pengrajin dan pengusaha, serta pihak ketiga yang membantu proses pemasaran berjalan dengan baik.

"Soal bambu, kalau kita bicara dalam konteks pengembangan produk unggulan daerah, salah satu indikator yang dipakai KPPOD itu adalah bahwa produk itu juga menyangkut pada mata pencaharian atau livelihood dari mayoritas masyarakat yang ada di daerah tersebut," ungkapnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com