Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Minuman Manis Berisiko Memicu Kematian Dini pada Orang Tertentu

Kompas.com - 25/05/2023, 07:06 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber USA Today

KOMPAS.com - Cuaca panas seperti belakangan ini membuat kita kerap tergiur menikmati minuman manis.

Rasanya memang sangat nikmat, apalagi ketika tubuh sedang kelelahan.

Namun agaknya kebiasaan itu harus diperhatikan karena terbukti berisiko untuk kesehatan, bahkan nyawa kita.

Baca juga: Mengapa Ingin Minum Minuman Manis Saat Cuaca Panas?

Penelitian terbaru dari Harvard mendapati jika minuman manis terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian pada orang-orang tertentu.

Peneliti dari Harvard T.H. Chan School of Public Health memelajari lebih dari 12.000 peserta yang didiagnosis dengan diabetes tipe dua dan melaporkan seberapa sering mereka mengonsumsi minuman manis seperti soda, fruit punch, dan limun.

Hasilnya, orang dengan diabetes tipe dua yang rutin minum minuman manis memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular atau meninggal sebelum waktunya.

"Ini adalah pesan bagi penderita diabetes untuk mencoba mengganti minuman yang tidak mengandung kalori atau gula di dalamnya," kata Marion Nestle, profesor emeritus studi nutrisi dan makanan di New York University.

Baca juga: Cegah Diabetes Sejak Dini, Cara Mengurangi Asupan Gula pada Anak

Namun ia juga menilai studi terbaru ini sebagai acuan yang sebaiknya diperhatikan semua orang untuk lebih bijak memilih minumannya.

Minuman manis yang buruk untuk kesehatan

Studi yang mencakup data dari tahun 1980-2018 itu merupakan salah satu studi skala besar pertama yang meneliti hubungan antara kematian atau penyakit dan minuman di antara orang dengan diabetes tipe dua.

Minuman manis yang dilaporkan termasuk cola berkafein dan bebas kafein, minuman non-karbonasi seperti minuman buah, limun dan minuman buah seperti jeruk, apel dan grapefruit.

Baca juga: Waspadai Risiko Penyakit akibat Doyan Minuman Manis dan Rebahan

Ilustrasi Minuman buah-buahansveta_zarzamora Ilustrasi Minuman buah-buahan

Para peneliti menemukan bahwa setiap porsi salah satu minuman ini dikaitkan dengan risiko 8 persen lebih tinggi dari semua penyebab kematian di antara orang dengan diabetes tipe dua.

Nestle berpesan, asupan gula harian yang dianjurkan sebaiknya tidak lebih dari 10 persen dari kalori yang dikonsumsi atau sekitar 50 gram sehari.

Baca juga: Akademisi Unair: Ini Pentingnya Menjaga Asupan Gula Harian

Gula vs pemanis buatan

Studi Harvard ini juga menemukan bahwa mengganti minuman manis dengan versi pemanis buatan memang lebih baik untuk kesehatan.

Misalnya membuat risiko kematian akibat semua penyebab menjadi delapan persen lebih rendah dan akibat penyakit jantung 15 persen lebih rendah.

Meski demikian, pemanis buatan pengganti gula tidak sepenuhnya sehat dan belum diketahui efek jangka panjangnya.

Baca juga: WHO: Pemanis Buatan Tidak Bermanfaat untuk Menurunkan Berat Badan

Sebaliknya, mengganti satu porsi minuman manis dengan kopi, teh, susu sapi rendah lemak, atau air putih menyebabkan hasil kesehatan yang lebih baik.

Air putih dapat berfungsi sebagai obat alami untuk menghilangkan racun dalam tubuh. Selain itu, ada wedang jahe, teh hijau, air lemon, buah delima, dan sayuran berdaun hijau. SHUTTERSTOCK/jinnawat tawong Air putih dapat berfungsi sebagai obat alami untuk menghilangkan racun dalam tubuh. Selain itu, ada wedang jahe, teh hijau, air lemon, buah delima, dan sayuran berdaun hijau.
"Orang yang hidup dengan diabetes harus pilih-pilih tentang bagaimana mereka menjaga diri tetap terhidrasi," kata penulis utama riset tersebut, Qi Sun, profesor terkait di departemen nutrisi dan epidemiologi di Harvard.

Beralih dari minuman yang dimaniskan dengan gula ke minuman yang lebih sehat akan membawa manfaat kesehatan.”

Baca juga: Pemanis Buatan dalam Makanan dan Efek Buruknya pada Metabolisme Tubuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber USA Today
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com