Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Makanan yang Mengandung MSG, Apakah Berbahaya?

Kompas.com - 26/05/2023, 06:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Ada banyak bahan yang biasanya ditambahkan ke dalam makanan selama pemrosesan untuk meningkatkan cita rasa.

Salah satunya adalah monosodium glutamat, yang umumnya dikenal sebagai MSG atau micin.

Meskipun menurut FDA bahan ini aman untuk digunakan dalam makanan, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa itu juga bisa berdampak negatif pada kesehatan.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai MSG, makanan apa saja mengandung bahan ini, serta bagaimana dampak buruknya terhadap tubuh.

Baca juga: Mengonsumsi MSG Bisa Bikin Sakit Kepala? Ini Penjelasannya

Apa itu MSG?

MSG adalah penambah rasa populer yang berasal dari asam L-glutamat, asam amino alami yang diperlukan untuk pembuatan protein.

Selain digunakan sebagai bahan tambahan makanan, MSG juga terdapat secara alami pada makanan tertentu, termasuk tomat dan keju.

MSG pertama kali diidentifikasi sebagai penambah rasa oleh para peneliti Jepang pada tahun 1908 dan sejak saat itu menjadi salah satu bahan tambahan yang paling banyak digunakan dalam produksi makanan.

Saat ini, MSG dapat ditemukan di sejumlah produk olahan, mulai dari makanan cepat saji hingga sup kalengan.

Menurut penelitian, MSG terbukti dapat meningkatkan rasa makanan dengan merangsang reseptor rasa dan juga meningkatkan penerimaan rasa tertentu.

Maka, menambahkan MSG ke dalam makanan akan menghasilkan rasa umami, yang dicirikan sebagai rasa gurih dan berdaging.

Baca juga: Apakah MSG Benar-benar Berbahaya bagi Kesehatan? Ini Kata Ahli Nutrisi

Meski bahan populer ini dianggap aman, beberapa ahli berpendapat bahwa MSG dapat memiliki efek samping yang berpotensi berbahaya, terutama ketika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Oleh sebab itu, FDA memperingatkan agar MSG harus diberi label dengan nama yang biasa digunakan, yaitu monosodium glutamat, ketika digunakan sebagai bahan makanan.

Kendati demikian, makanan yang secara alami mengandung MSG, seperti tomat, isolat protein, dan keju, tidak diwajibkan untuk mencantumkan MSG sebagai bahan.

Makanan yang mengandung MSG

Secara umum, terdapat beberapa makanan yang diproses dengan menggunakan bahan-bahan seperti MSG, antara lain:

1. Makanan cepat saji

Salah satu sumber MSG yang paling terkenal adalah makanan cepat saji.

Beberapa restoran biasanya menambahkan MSG ke sejumlah hidangan populer, termasuk nasi goreng.

MSG juga digunakan oleh bisnis waralaba untuk meningkatkan cita rasa makanan.

2. Keripik dan makanan ringan

Banyak produsen yang menggunakan MSG untuk meningkatkan rasa gurih keripik.

Selain ditambahkan ke keripik kentang, keripik jagung, dan campuran makanan ringan, MSG juga dapat ditemukan di sejumlah makanan ringan lainnya.

Jadi, sebaiknya kita membaca labelnya terlebih dulu jika ingin menghindari konsumsi bahan tambahan ini.

3. Campuran bumbu

Campuran bumbu digunakan untuk memberikan rasa asin dan gurih pada hidangan seperti semur dan tumisan.

MSG digunakan dalam banyak campuran bumbu untuk mengintensifkan rasa dan meningkatkan rasa umami tanpa menambahkan garam.

Faktanya, MSG digunakan dalam produksi makanan rendah natrium untuk meningkatkan rasa tanpa tambahan garam.

Baca juga: Tyo Nugros Batasi Garam dan MSG, Benarkah Ampuh Cegah Penuaan?

MSG dapat ditemukan di banyak produk penyedap rasa rendah natrium, termasuk campuran bumbu dan kaldu.

Selain itu, MSG juga ditambahkan ke beberapa olesan daging, unggas, dan ikan, serta bumbu untuk meningkatkan kelezatan makanan.

4. Makanan frozen

Makanan frozen bisa menjadi cara yang nyaman dan murah untuk menyajikan hidangan di atas meja dan sering kali mengandung MSG.

Banyak perusahaan yang membuat makanan frozen dengan tambahan MSG untuk meningkatkan rasa gurih dari makanan tersebut.

Produk makanan frozen lainnya yang sering mengandung MSG adalah pizza, makaroni dan keju, serta makanan untuk sarapan.

5. Sup kalengan

Sup kalengan dan campuran sup sering kali ditambahkan MSG untuk meningkatkan rasa gurih yang didambakan konsumen.

Bahkan, banyak produk sup lainnya, termasuk campuran sup kering dan bumbu kaldu mengandung MSG sehingga penting untuk memeriksa label masing-masing produk jika kita berniat untuk menghindari mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

6. Daging olahan

Daging olahan seperti hot dog, dendeng siap saji, sosis, daging asap, dan camilan daging juga mengandung MSG.

Baca juga: Tyo Nugros Batasi Garam dan MSG, Benarkah Ampuh Cegah Penuaan?

Selain digunakan untuk meningkatkan rasa, MSG ditambahkan ke produk daging seperti sosis untuk mengurangi kandungan natrium tanpa mengubah rasa.

Sebuah studi menemukan bahwa mengganti natrium dengan MSG pada hot dog dapat meningkatkan rasa asin dan penerimaan produk tanpa mempengaruhi rasa secara negatif.

7. Kondimen

Kondimen atau pelengkap makanan seperti saus salad, mayones, saus tomat, saus barbekyu, dan kecap sering kali mengandung tambahan MSG.

Selain itu, banyak bumbu yang juga dikemas dengan bahan tambahan lain seperti gula tambahan, pewarna buatan, dan pengawet.

Bahan-bahan tambahan ini dapat berkontribusi pada kesehatan yang buruk.

Untuk itu, yang terbaik adalah membatasi bahan-bahan ini dan lebih baik membeli produk yang terbuat dari bahan makanan utuh jika memungkinkan.

Apabila kita khawatir menggunakan bumbu yang mengandung MSG, pertimbangkan untuk membuat bumbu sendiri agar kita dapat mengontrol apa yang kita konsumsi.

8. Produk mie instan

Mie instan menyediakan makanan cepat saji yang mengenyangkan bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.

Beberapa produsen menggunakan MSG untuk meningkatkan rasa gurih produk mie instan.

Selain itu, banyak kemasan mie instan populer yang memiliki nilai gizi rendah karena dibuat dengan karbohidrat olahan dan tinggi natrium, serta pengawet yang dapat membahayakan kesehatan.

Baca juga: Benarkah MSG dapat Menyebabkan Sakit Kepala?

Tidak heran bila konsumsi mie instan telah dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko penyakit jantung, termasuk peningkatan kadar gula darah, kolesterol, trigliserida, dan tekanan darah.

Apakah MSG berbahaya?

Sampai saat ini, penelitian terkait MSG masih belum mendapatkan kesimpulan yang jelas.

Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG [terutama jika berlebihan] dapat menyebabkan hasil kesehatan yang negatif.

Faktanya, MSG symptom complex adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gejala-gejala seperti sakit kepala, gatal-gatal, pembengkakan tenggorokan, dan sakit perut yang dialami oleh beberapa orang tak lama setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan pada hewan memperlihatkan bahwa konsumsi MSG telah dikaitkan dengan obesitas, kerusakan hati, fluktuasi gula darah, peningkatan faktor risiko penyakit jantung, masalah perilaku, kerusakan saraf, maupun peningkatan peradangan.

Sementara beberapa penelitian pada manusia menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG dapat meningkatkan berat badan, rasa lapar, serta risiko sindrom metabolik, sekelompok gejala yang juga meningkatkan risiko kondisi kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.

Misalnya, sebuah penelitian pada 349 orang dewasa menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi MSG paling banyak jauh lebih mungkin mengalami sindrom metabolik daripada mereka yang mengonsumsi paling sedikit.

Baca juga: Kenali Efek Samping pada Tubuh Akibat Asupan MSG Berlebih

Dan setiap peningkatan 1 gram MSG per hari secara signifikan bisa meningkatkan kemungkinan kelebihan berat badan.

Kendati demikian, penelitian yang lebih besar dan dirancang dengan baik tetap diperlukan untuk mengonfirmasi hubungan potensial ini.

Walaupun penelitian tentang bagaimana MSG dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan masih simpang siur, namun jelas bahwa mengonsumsi MSG dalam dosis tinggi, yaitu 3 gram atau lebih per hari, dapat menimbulkan efek samping yang merugikan.

Ini termasuk sakit kepala dan peningkatan tekanan darah.

Berdasarkan data yang ada, diperkirakan konsumsi rata-rata MSG di Amerika Serikat dan Inggris sekitar 0,55 gram per hari, sementara asupan MSG di negara-negara Asia lebih banyak, yakni sekitar 1,2-1,7 gram per hari.

Meskipun mungkin mengonsumsi 3 gram MSG atau lebih per hari tidak mungkin dilakukan saat makan dengan porsi normal.

Tetapi beberapa individu tertentu yang memiliki sensitivitas terhadap MSG dapat mengalami efek samping, tergantung pada toleransi individu.

Baca juga: Benarkah MSG Membahayakan Kesehatan?

Maka, jika kita merasa memiliki kepekaan terhadap MSG, sebaiknya hindari produk dengan label yang mengandung tambahan MSG.

Selain itu, meskipun keamanan MSG masih diperdebatkan, jelas bahwa makanan yang umumnya mengandung MSG, seperti keripik, makanan beku, makanan cepat saji, mie instan, dan daging olahan, tidak terlalu padat nutrisi.

Oleh karena itu, pola makan yang sebagian besar terdiri dari makanan-makanan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis dan meningkatkan kesehatan yang buruk secara keseluruhan.

Secara umum, yang terbaik adalah diet seimbang dengan makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran, protein tanpa lemak, biji-bijian, dan lemak yang menyehatkan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com