KOMPAS.com - Orang yang berselingkuh dalam hubungan pernikahan seringkali baik-baik saja dan jarang merasa bersalah.
Hal ini terungkap dalam studi terbaru yang dimuat di jurnal Archives of Sexual Behavior.
Adapun fakta lain yang ditemukan, perselingkuhan tidak selalu disebabkan oleh kurangnya cinta terhadap pasangan atau ketidakbahagiaan dalam pernikahan.
Namun demikian, hal tersebut tidak selalu menyebabkan masalah dalam hubungan.
Para peneliti menyurvei sekitar 2.000 pengguna Ashley Madison, situs web yang menghubungkan orang-orang yang sudah menikah dan ingin berselingkuh.
Baca juga: Mengapa Orang Selingkuh Cenderung Menyalahkan Pasangannya?
Setelah menganalisis tanggapan peserta mengenai keadaan pernikahan mereka, motivasi untuk berselingkuh, dan kepuasan hidup secara keseluruhan, ditemukan tren-tren mengejutkan.
"Dalam perselingkuhan, orang memiliki beragam alasan," kata penulis studi Dylan Selterman, dikutip laman IFL Science.
"Terkadang mereka akan berselingkuh meskipun hubungan mereka sudah baik."
"Tidak ada bukti kuat bahwa perselingkuhan terkait kualitas hubungan yang rendah atau kepuasan hidup yang rendah."
Secara mengejutkan, pelaku perselingkuhan melaporkan tingkat cinta yang tinggi terhadap pasangan mereka.
Baca juga: 5 Kalimat yang Menjadi Sinyal Selingkuh Pasangan, Waspadai
Jarang sekali mereka menyebutkan masalah seperti kemarahan atau kurangnya komitmen sebagai alasan utama perselingkuhan.
Namun, sekitar separuh responden mengatakan, mereka tidak aktif secara seksual dengan pasangan.
Kurangnya kepuasan seksual inilah yang mendorong perselingkuhan mereka.
Keinginan untuk merasa mandiri dan mendapatkan variasi seksual juga menjadi faktor pendorong niat berselingkuh.
Lalu, mayoritas responden melaporkan tingkat kepuasan tinggi dalam hubungan perselingkuhan.