Adidas lalu hadir dengan teknologi Boost yang mengubah paradigma dalam manufaktur sepatu.
"Boost benar-benar merupakan inovasi pertama yang menggabungkan kedua hal ini," kata Moritz Hoellmueller, wakil presiden tim desain lari Adidas.
"Dengan teknologi ini, kita dapat merasakan respons yang baik sekaligus kenyamanan di bawah kaki. Ini merupakan inovasi luar biasa bagi kami saat itu, dan hingga sekarang tetap menjadi salah satu inovasi terbaik kami."
Selain midsole, Adidas Energy Boost juga mendapat pujian tinggi karena bagian atas yang pas seperti sarung tangan, outsole tangguh, dan perbedaan tinggi antara tumit dan jari kaki sebesar 10,5 mm.
Teknologi Boost tetap digunakan dalam berbagai jenis sepatu Adidas hingga saat ini, dan memicu persaingan antar merek untuk mengembangkan komponen midsole yang memberikan bantalan sekaligus responsif.
Baca juga: Sepatu Super Terbaru dari Adidas, Seperti Apa Bentuknya?
Nike Flyknit Racer
Komponen bagian bawah sepatu lari menjadi fokus utama. Namun tidak banyak perhatian yang diberikan pada bagian atas, kecuali peralihan menuju material tekstil berbasis kain yang lebih banyak pada 1970-an dan 1980-an.
Semua itu berubah ketika Nike memperkenalkan Nike Flyknit Racer pada 2012.
Sepatu ini mengubah paradigma dengan bagian atas yang terbuat dari serat dalam satu potongan.
Karena desainnya yang mirip dengan kaus kaki dan berbobot sangat ringan, Flyknit Racer segera menarik perhatian.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.