KOMPAS.com - Jerawat masih menjadi salah satu masalah kulit yang paling tidak disukai di Indonesia.
Pasalnya, bukan hanya bisa terasa nyeri saat meradang, jerawat juga dapat mengganggu penampilan dan menurunkan rasa kepercayaan diri.
Di balik kerugiannya itu, jerawat sebenarnya tidak berbahaya, dan bisa hilang sendirinya. Bahkan jika usia sudah melewati masa pubertas, peluang terjadinya bisa menurun.
Baca juga: Perjalanan Panjang Shareefa Daanish Hilangkan Jerawat
Lantas, mengapa jerawat tetap bisa terjadi meski sudah memasuki usia 20 tahun ke atas?
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin Hanny Suwandhani, jerawat yang berasal dari pengentalan kelenjar minyak di kulit itu bisa terjadi akibat pemakaian produk skincare.
"(Jerawat) itu secara medis penyebabnya peningkatan hormon androgen yang meningkat di kala pubertas."
"Jadi penyebab jerawat di kulit adalah akibat peningkatan hormon androgen yang menyumbat di pori-pori kulit."
Demikian kata Hanny dalam webinar Acne Awareness Month bersama Theraskin, Jumat (2/6/2023) lalu.
Hannya menambahkan, saat seseorang memasuki usia 20 tahunan, hormon androgen mulai stabil dan mulai menurun.
Kendati demikian, perempuan berusia 20 tahunan biasanya mulai menggunakan berbagai produk skincare, yang akan menyumbat pori-pori.
"Pelembap dan sunblock itu mengandung krim, setiap wanita yang menggunakan itu setiap hari ada risiko pori-pori kulitnya tertutup oleh krim sehingga risiko jerawat terjadi lagi," kata Hanny.
Baca juga: Pakai Tea Tree Oil untuk Atasi Jerawat, Mau?
Hanny melanjutkan, pemakaian makeup dan skincare setiap hari bahkan bisa mengakibatkan tumbuhnya jerawat sedang hingga berat.
Namun, bukan berarti orang yang mudah berjerawat tidak bisa memakai skincare atau makeup sama sekali lho.
Hanny mengatakan, mereka hanya perlu menggunakan produk yang dapat menekan produksi minyak.
"Orang yang bakat jerawat harus pilih-pilih, jangan oil-based harus water-based, harus yang ringan," lanjut Hanny.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.