Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
Oleh: Ruslinda Desiana Ginting, Riana Sahrani, dan Fransisca I. R. Dewi*
BARU-baru ini, film layar lebar berjudul “Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang” bercerita tentang seorang anak yang sedang kuliah di luar negeri dan sedang menghadapi masalah.
Sebagai orang yang sudah dewasa, ia berusaha menyelesaikan masalahnya tersebut.
Orangtuanya memberikan semuanya kepada anaknya seperti mengirimkan uang supaya anak tidak mengalami kesulitan, mengirimkan anggota keluarga untuk mencari tahu persoalan anaknya, dan terus-menerus menghubungi anak.
Kesimpulannya adalah bahwa sebagai orangtua segala upaya akan dilakukan. Jika bisa kaki menjadi kepala dan kepala menjadi kaki, walaupun orangtua susah, tapi akan tetap dilakukan asalkan anak tidak mengalami kesusahan.
Inilah fenomena yang banyak terjadi pada sebagian orangtua, semua permasalahan anak ingin diambil alih oleh orangtua.
Ibarat “helikopter” yang melayang-layang di sekitar anak, demikianlah tipe helicopter parents memantau secara ketat setiap detail gerak-gerik anak dan siap membantu kapanpun dan di manapun.
"Helicopter parenting" mengacu pada bentuk pengasuhan yang terlalu terlibat dan tidak sesuai dengan perkembangan anak.
Orangtua mencegah anak-anak memikul tanggung jawab atas pilihannya sendiri dengan tujuan untuk “menyelamatkan” anak-anak dari kemungkinan mendapatkan hasil negatif dan kegagalan serta demi menjamin kesuksesan anak.
Orangtua dengan tipe "helicopter parenting" merasa cemas dengan kinerja anaknya sehingga orangtua akan ikut menyelesaikan PR, proyek atau tugas anaknya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.