KOMPAS.com - Era media sosial menghadirkan berbagai tips pengasuhan dalam berbagai metode dan gaya.
Salah satu yang cukup masif adalah larangan mengatakan 'jangan' kepada anak yang dianggap bisa mengganggu tumbuh kembangnya.
Kata tersebut tabu karena dipercaya dapat membuat anak menjadi pribadi yang tidak berani mengambil risiko, penakut, dll.
Baca juga: Lukman Sardi Tolak Bilang Jangan pada Anak
Faktanya, banyak orangtua kesulitan untuk menghindari kata 'jangan' dalam kesehariannya mengasuh anak.
Endinda Krista, pakar perkembangan anak usia dini berpendapat jika orangtua sebenarnya boleh tetap mengatakan 'jangan' kepada anaknya.
"Ngomong 'jangan' tidak apa-apa, anak paham kok, tapi jangan semena-mena," katanya dalam sesi webinar beberapa waktu lalu.
Kuncinya adalah menyertakan alasan soal larangan tersebut sekaligus menawarkan solusi untuk anak sesuai kebutuhannya saat itu.
Misalnya, saat orangtua melarang anak lompat-lompat di kasur maka sebaiknya ajak buah hati berkegiatan di luar ruangan untuk menyalurkan energinya.
Baca juga: Cara Melarang Anak Tanpa Kata Jangan, Orangtua Pahami Manfaatnya
"Bisa kita ajak bermain di halaman, di taman atau kegiatan lainnya untuk energi berlebihan anak," jelas penulis buku "Induk Macan" ini.
Orangtua harus bersedia mencari hal yang bisa memenuhi kebutuhan anak, bukan hanya bilang 'jangan' atau melarang saja.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.