KOMPAS.com - Gaya parenting yang diterapkan orangtua memainkan peran penting dalam membentuk karakter anak.
Baru-baru ini, para ahli menemukan pola asuh yang bisa mendukung karakter anak menjadi lebih kuat dan tangguh.
Anak dengan karakter kuat dan tangguh dapat digambarkan memiliki kepercayaan diri, mampu menyelesaikan masalah, berperilaku positif, mandiri hingga tingkat resiliensi yang baik.
Orangtua yang membesarkan anak-anak dengan karakter itu, cenderung menciptakan lingkungan yang memperbolehkan anak melakukan kesalahan dan tidak takut akan kegagalan.
Pola asuh yang satu ini juga memungkinkan anak tidak mengembangkan "karakter palsu", suatu kepribadian buatan yang dijadikan strategi untuk mengatasi masalah, mendapatkan perhatian dan dukungan untuk berkembang.
Singkatnya orangtua masih dapat menerima dan mencintai anak ketika berbuat salah, tetapi tidak membenarkan tindakannya.
Ketika kita dapat dengan jelas memisahkan keduanya, seorang anak akan lebih memahami tindakan dan perilakunya baik atau buruk.
Kita sebagai orangtua hanya perlu berhati-hati dalam mengungkapkan kekhawatiran tersebut.
Sebagai contoh, ketika seorang anak bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan harapan kita, maka orangtua perlu tetap menunjukkan kehangatan meski pada intinya mengungkapkan kekecewaan.
Baca juga: Simak, Berbagai Gaya Parenting yang Buat Anak Belanda Paling Bahagia
Menyapa anak setidaknya sekali dalam sehari bisa menjadi bagian dari gaya parenting. Kebiasaan ini dapat membantu anak merasa diakui kehadirannya di tengah keluarga.
Hal-hal kecil ini pula yang dapat membentuk karakter anak menjadi lebih kuat dan tangguh.
"Cobalah sapa mereka dengan kegembiraan dan tanpa malu-malu. Ini termasuk sikap yang penuh kasih sayang secara fisik dan menyenangkan," jelas psikolog yang berbasis di Amerika Serikat, Susan Bauerfeld.
Para ahli lain, seperti Profesor dari New York University, Scott Galloway juga setuju tentang hal tersebut.
Dalam bukunya The Algebra of Happiness: Notes on the Pursuit of Success, Love and Meaning, dia menuliskan tentang gaya parenting yang diterapkan ibunya.
"Bagi saya, kasih sayang adalah pembeda besar, antara berharap seseorang menganggap saya luar biasa dan berharga," tulis Galloway.
Di samping itu, penelitian yang dilakukan ilmuwan di Universitas Notre Dame mengungkapkan, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang secara fisik, melporkan lebih sedikit depresi dan kecemasan.
Anak-anak tersebut juga dilaporkan memiliki kasih sayang yang lebih tinggi saat dewasa. Itulah sebabnya, para ahli menyarankan bagi orangtua agar meluangkan waktu untuk keluarga.
Ketika sejak awal kita jarang menyempatkan waktu berkualitas dengan keluarga, maka orangtua bisa kehilangan interaksi berkualitas yang dapat memengaruhi karakternya kelak.
Baca juga: 4 Tipe Pola Asuh Anak, Mana Lebih Baik?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.